TARAKAN, Fokusborneo.com – Perumda Air Minum atau PDAM Tirta Alam Kota Tarakan kembali menjadi sorotan dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar di DPRD Tarakan pada Selasa (23/9/25).
Dalam pertemuan yang dihadiri pimpinan dan anggota DPRD, manajemen PDAM, serta perwakilan warga, muncul desakan agar perusahaan lebih memprioritaskan peningkatan pelayanan, terutama dengan mengalokasikan dana dividen untuk perbaikan infrastruktur.
Salah satu perwakilan warga, Jamaluddin, menyampaikan keluhan utama dari pelanggan, yakni kualitas air yang sering kali keruh. Kondisi ini membuat air tidak bisa langsung digunakan, meskipun pelanggan tetap dibebankan biaya sesuai meteran air yang terpakai.
”Pelanggan sangat dirugikan. Airnya keruh, tidak bisa dipakai, tapi bebannya tetap harus dibayar,” keluh Jamaluddin.
Ia menambahkan meskipun harga air relatif murah, masalah kualitas air keruh ini menjadi keluhan yang terus berulang.
Selain masalah kualitas air, Jamaluddin juga mengkritik kebijakan kenaikan abodemen yang dinilai tidak tepat waktu.
Ia menyebut kenaikan itu tidak pantas, apalagi karena kondisi air yang masih sering keruh.
Secara spesifik, Jamaluddin mendesak manajemen PDAM dan pemerintah kota untuk memikirkan solusi jangka panjang, yaitu dengan menggunakan keuntungan perusahaan (dividen) untuk membangun embung air baku.
Ia menyoroti ketergantungan pasokan air yang sangat besar pada curah hujan. Menurutnya, jika tidak hujan selama 10 hari, pasokan air akan terancam.
”Kenapa tidak memikirkan pembebasan lahan untuk embung-embung selanjutnya? Ini yang harus diperhatikan,” tegasnya.
Menurut Jamaluddin, daripada menyetor dividen kepada pemerintah, akan lebih bermanfaat jika dana tersebut dialokasikan untuk kepentingan pelanggan. Langkah ini dinilai lebih bijak demi keberlanjutan pasokan air di masa depan.(**)
Discussion about this post