TARAKAN, Fokusborneo.com – Akses utama menuju proyek pembangunan landfill PT. Phoenix Resources International (PRI) di Tarakan lumpuh total setelah puluhan warga pemilik lahan memblokirnya, Rabu (1/10/25).
Aksi drastis ini dipicu kekesalan mendalam warga karena keluhan mereka terkait kerugian lahan tak pernah ditanggapi serius perusahaan sejak bertahun-tahun.
Alasan utama yang mendorong warga untuk menutup jalan dengan kayu dan peralatan sederhana adalah dugaan dampak buruk aktivitas proyek yang merugikan secara finansial.
Warga mengklaim proyek tersebut telah menyebabkan penurunan drastis hasil produksi kebun mereka serta merosotnya pendapatan sebagai pemilik lahan.
Blokade ini berhasil menghentikan seluruh operasional proyek, membuat truk-truk pengangkut material tidak bisa bergerak.
Ketegangan sempat terjadi ketika para sopir truk berhadapan dengan warga, namun kehadiran TNI-Polri dan Lurah Juata Permai berhasil meredakan situasi.
Meskipun mediasi darurat di lokasi dan pertemuan lanjutan di ruang rapat PT. PRI dilakukan, tidak ada titik temu yang dicapai.
Warga bersikukuh menuntut ganti rugi Rp2 miliar per pemilik lahan sebagai kompensasi atas kerugian yang mereka tanggung.
Yapdin, Koordinator Aksi, menjelaskan penutupan akses ini adalah tindakan yang terpaksa diambil. Ia menegaskan perusahaan telah mengabaikan keluhan petani berulang kali.
“Kami melakukan ini karena PRI tidak mengindahkan kerugian kami, dan sering kali keluhan kami ini dianggap hal yang remeh! Kejadian kerugian ini sudah kami alami sejak 2022 lalu, Mas,” tegas Yapdin.
Warga menolak tawaran perusahaan untuk berdiskusi hanya mengenai penggantian tanam tumbuh, dan mendesak manajemen tinggi segera turun tangan melakukan pendataan langsung di lapangan untuk melihat kerugian yang mereka alami.
“Kami tidak akan buka blokade ini sampai perusahaan bersedia membayar kerugian kami,” ujarnya.
Di sisi lain, sopir truk yang terjebak, seperti Anto, hanya bisa meminta sedikit kelonggaran.
“Kami minta tolong sekali saja, agar truk kami yang penuh ini bisa masuk untuk menurunkan material. Setelah itu silakan jalan ditutup lagi,” pintanya.
Hingga saat ini, akses jalan menuju proyek tetap tertutup total, dan belum ada keterangan resmi dari pihak manajemen PT. PRI mengenai langkah penyelesaian selanjutnya.(**)
Discussion about this post