BALIKPAPAN, Fokusborneo.com – Semangat muda, ide segar, dan kepedulian sosial menjadi ruh utama ajang Seleksi Pemuda dan Organisasi Kepemudaan (OKP) Berprestasi Tahun 2025 yang digelar Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan.
Melalui kegiatan ini, pemerintah kota membuka ruang bagi generasi muda untuk menunjukkan karya, kreativitas, dan kontribusi terbaiknya bagi kemajuan daerah.
Kegiatan pembukaan yang berlangsung di Aula Disporapar, Kamis (16/10/2025), dipimpin langsung Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, serta dihadiri sejumlah perwakilan organisasi kepemudaan, komunitas kreatif, hingga delegasi pemuda dari berbagai kelurahan.
Suasana penuh antusias dan semangat kolaboratif tampak mewarnai jalannya kegiatan yang menjadi bagian penting dari pembinaan kepemudaan di Kota Minyak tersebut.
Dalam sambutannya, Ratih menegaskan seleksi ini tidak semata-mata berorientasi pada kompetisi atau penghargaan, tetapi lebih kepada pembinaan karakter dan penguatan kapasitas generasi muda Balikpapan agar siap menjadi pemimpin masa depan.
“Pemuda bukan hanya penerus bangsa, tetapi juga penggerak perubahan sosial yang sesungguhnya. Melalui kegiatan ini, sekaligus membangun kesadaran kontribusi terhadap masyarakat bisa dimulai dari langkah-langkah kecil, dari ide-ide sederhana yang bermanfaat,” ujarnya.
Ratih menjelaskan, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari proses pendaftaran yang telah berlangsung sejak 15 hingga 30 September 2025. Dari puluhan pendaftar, baik individu maupun organisasi, tim panitia melakukan seleksi awal berdasarkan administrasi, portofolio kegiatan, dan rekam jejak kontribusi sosial.
Peserta yang dinyatakan lolos akan melangkah ke tahap lanjutan berupa presentasi ide dan program kerja.
Ajang ini dibagi menjadi dua kategori utama, yakni Pemuda Berprestasi Individu dan Organisasi Kepemudaan (OKP) Berprestasi. Setiap peserta diminta untuk memaparkan gagasan, kegiatan, serta dampak sosial yang dihasilkan bagi masyarakat Balikpapan.
Proses penilaian dilakukan berdasarkan sejumlah aspek penting seperti inovasi, keberlanjutan program, kolaborasi lintas sektor, serta kontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat dan lingkungan.
Ratih menambahkan, seleksi ini bukan kegiatan seremonial tahunan semata, melainkan bagian dari ekosistem pembinaan kepemudaan yang berkelanjutan. Para pemenang nantinya akan mendapatkan pembinaan, pelatihan kepemimpinan, serta dukungan dalam pengembangan program sosial di masyarakat.
“Kegiatan ini bisa menjadi batu loncatan bagi generasi muda Balikpapan. Mereka yang berhasil di ajang ini tidak berhenti di atas panggung penghargaan, tetapi terus berproses dan memberikan manfaat nyata di lingkungannya,” jelas Ratih.
Ia menilai, tantangan zaman menuntut pemuda memiliki daya saing dan kecakapan yang adaptif terhadap perubahan sosial dan teknologi. Karena itu, Disporapar berupaya menjadikan kegiatan kepemudaan tidak hanya berbasis kompetisi, tetapi juga pembelajaran dan kolaborasi lintas komunitas.
“Pemuda hari ini hidup di era digital yang serba cepat. Kreativitas dan kolaborasi menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang. Kita ingin mereka berpikir terbuka, produktif, dan memiliki nilai sosial yang kuat,” tambahnya.
Ratih pun menegaskan kegiatan seperti ini juga menjadi bagian dari strategi Pemerintah Kota Balikpapan dalam membangun youth ecosystem—ekosistem kepemudaan yang produktif, kreatif, dan berdaya saing tinggi.
Upaya ini, kata dia, sejalan dengan visi kota yang menempatkan pengembangan sumber daya manusia unggul sebagai fondasi utama pembangunan daerah.
“Supaya pemuda Balikpapan tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga menjadi representasi positif kota ini di kancah nasional maupun internasional. Ada banyak talenta muda luar biasa di kota ini, dan tugas kami adalah memberi mereka ruang untuk tumbuh,” ujarnya.
Selain penilaian juri, rangkaian kegiatan juga diisi dengan sesi motivasi dan diskusi kepemudaan yang menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, aktivis muda, hingga perwakilan dunia usaha.
Sesi ini menjadi ruang belajar bersama untuk memperluas wawasan tentang kepemimpinan, kewirausahaan sosial, dan peran pemuda dalam pembangunan berkelanjutan.
Ratih mengajak seluruh peserta untuk menjadikan kegiatan ini sebagai awal dari perjalanan panjang membangun kontribusi sosial yang nyata.
“Cinta terhadap bangsa dan daerah bukan diukur dari seberapa keras kita bicara, tapi dari seberapa besar manfaat yang kita berikan. Pemuda berprestasi adalah mereka yang mau turun tangan dan berbuat, bukan hanya yang pandai berkata,” pungkasnya.
Salah satu peserta, Nadia Rizky, perwakilan komunitas Youth for Change Balikpapan, menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menilai ajang ini menjadi wadah penting bagi anak muda untuk memperlihatkan kontribusi sosial yang telah mereka jalankan di tingkat akar rumput.
“Kami selama ini aktif di kegiatan edukasi lingkungan dan pelatihan digital untuk remaja. Dengan adanya seleksi ini, kami merasa usaha kami diapresiasi dan mendapat ruang untuk berkembang,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ahmad Yasin, ketua salah satu OKP di Balikpapan Selatan, yang menilai kegiatan ini membuka peluang besar untuk memperluas jejaring antarorganisasi.
“Ajang ini bisa menjadi wadah bertukar gagasan dan memperkuat kolaborasi. Dari sini kita bisa membangun gerakan kepemudaan yang lebih solid dan berkelanjutan,” katanya. (*)
Discussion about this post