PENAJAM PASER UTARA, Fokusborneo.com — Menyusul insiden fatal yang menewaskan tiga pekerja di proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Lawe-Lawe, PT Semen Indonesia Logistik (SILOG) langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan dan kepatuhan kerja di lapangan.
Perusahaan pelat merah di bawah naungan Semen Indonesia Group (SIG) itu menegaskan keselamatan pekerja menjadi prioritas utama dan tidak bisa ditawar dalam setiap proyek strategis yang dijalankan.
Perwakilan Divisi Konstruksi PT Semen Indonesia Logistik, Rendra Sanjaya, menyampaikan pihaknya turut berduka atas kejadian tersebut. Menurutnya, sejak hari pertama insiden, perusahaan langsung memusatkan perhatian pada penanganan korban, proses medis, hingga pemulangan jenazah ke rumah duka masing-masing.
“Selama dua hari ini kami fokus memberikan penanganan kepada almarhum serta dukungan kepada keluarga, mulai dari proses perawatan hingga pengantaran jenazah ke rumah duka. Alhamdulillah, semua dapat terselesaikan dengan baik,” ujar Rendra saat ditemui di lokasi proyek SILOG Lawe-Lawe, Kamis (30/10/2025).
Ia menambahkan, perusahaan juga telah menyalurkan santunan kepada keluarga korban sebagai bentuk tanggung jawab moril, sekaligus memastikan seluruh tenaga kerja yang terlibat di proyek RDMP Lawe-Lawe telah terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan di Balikpapan.
“Kami pastikan semua pekerja yang terlibat memiliki perlindungan ketenagakerjaan. Ini menjadi komitmen yang terus kami jaga,” tegasnya.
Selain fokus pada pemulihan pasca-insiden, SILOG juga membuka diri terhadap masukan berbagai pihak, termasuk DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), yang menyoroti pentingnya peningkatan pengawasan dan tata kelola proyek di lapangan.
Menurut Rendra, perhatian dan dorongan dari DPRD menjadi bagian penting dalam memperkuat sistem keselamatan kerja perusahaan ke depan.
“Masukan tersebut menjadi bahan evaluasi serta dorongan bagi kami untuk terus memperkuat kepatuhan dan keselamatan kerja di setiap proyek yang dijalankan,” ujarnya.
Lebih lanjut, SILOG menyatakan dukungan penuh terhadap proses investigasi resmi yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengungkap penyebab terjadinya insiden, sekaligus menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang.
Perusahaan juga menegaskan komitmennya untuk transparan dalam setiap tahapan investigasi dan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
“Bagi kami, keselamatan kerja bukan hanya kewajiban administratif, tapi nilai yang harus tertanam dalam budaya organisasi. Kejadian ini menjadi refleksi penting bagi seluruh jajaran, agar pengawasan dan implementasi sistem K3 di lapangan benar-benar dijalankan dengan disiplin,” tambah Rendra.
SILOG memastikan evaluasi internal akan mencakup seluruh aspek operasional proyek RDMP Lawe-Lawe, mulai dari penerapan prosedur kerja aman, penggunaan alat pelindung diri, hingga kesiapan unit tanggap darurat di lokasi proyek.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat budaya keselamatan dan kepatuhan di lingkungan kerja perusahaan secara menyeluruh.
“Ini menjadi momentum penting bagi kami untuk memperkuat budaya keselamatan kerja di seluruh area proyek SILOG, tidak hanya di Lawe-Lawe, tetapi di semua wilayah operasional,” tutup Rendra.(oc)















Discussion about this post