BALIKPAPAN, Fokusborneo.com — Masuknya Balikpapan dalam tiga besar kota terbersih nasional memberi sinyal kuat bahwa standar pengelolaan lingkungan yang diterapkan selama ini berjalan pada jalur yang tepat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kini melakukan pendalaman penilaian untuk menetapkan kota dengan sistem pengelolaan sampah paling berkelanjutan di Indonesia.
Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan, Dodi, pada Selasa (25/11/2025) mengatakan bahwa tiga kota yang lolos shortlist penilaian pengelolaan sampah tahun ini adalah Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kota Balikpapan.
Ketiganya dianggap memiliki kinerja terbaik dalam inovasi, pengurangan sampah dari sumber, hingga efektivitas operasional sistem persampahan.
“Balikpapan berada di deretan tiga besar bersama Surabaya dan Malang. Saat ini tim Kementerian PUPR sedang melakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan kota mana yang benar-benar menunjukkan kinerja paling unggul,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pendalaman penilaian mencakup rangkaian analisis teknis dan administrasi, mulai dari pemilahan sampah rumah tangga, kualitas operasional Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), efektivitas pengurangan sampah sebelum masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), hingga pemanfaatan teknologi dalam mendukung tata kelola sampah perkotaan.
Selain aspek teknis, tim PUPR juga menilai partisipasi warga dan konsistensi kebijakan daerah. Dodi menyebut Balikpapan memiliki sejumlah capaian yang menjadi nilai tambahan.
Operasional mobil sweeper di titik-titik sibuk kota, pertumbuhan bank sampah yang semakin meluas di kelurahan, peningkatan patroli kebersihan pesisir, serta penguatan implementasi Perda Nomor 4 Tahun 2022 melalui penerapan sanksi pada 2025, seluruhnya menjadi indikator nyata komitmen pemerintah daerah.
“Seluruh upaya yang dilakukan selama ini selalu diarahkan pada keberlanjutan. Pemeriksaan lapangan oleh PUPR menjadi momentum untuk menunjukkan konsistensi itu,” kata Dodi.
Ia menambahkan seluruh sektor terus bergerak untuk mendukung periode penilaian ini. Penataan TPS dilakukan lebih ketat, pengawasan jalur pengangkutan ditingkatkan, dan pembersihan pesisir dikerahkan setiap hari bersamaan dengan patroli rutin.
Pemerintah juga memperkuat sinergi dengan perusahaan-perusahaan melalui program tanggung jawab lingkungan (CSR) yang berfokus pada pengurangan sampah dan kebersihan fasilitas publik.
Menurut Dodi, peningkatan kualitas kebersihan tidak terlepas dari dukungan masyarakat. Perilaku memilah sampah dari rumah, membuang sesuai jadwal, serta partisipasi dalam bank sampah menjadi pilar penting yang memberikan dampak langsung pada hasil penilaian.
“Prestasi ini tidak mungkin dicapai tanpa kontribusi masyarakat dan dunia usaha. Dukungan warga justru menjadi faktor penentu apakah sebuah kota bisa bertahan sebagai kota bersih,” tegasnya.
Dodi menyampaikan harapan agar hasil pendalaman penilaian Kementerian PUPR dapat mengantarkan Balikpapan meraih peringkat terbaik tahun ini.
Namun, ia menegaskan keberhasilan masuk tiga besar saja sudah merupakan bentuk pengakuan atas perjalanan panjang kota dalam membangun sistem persampahan yang modern dan berkelanjutan.
“Masuk tiga besar merupakan penghargaan tersendiri. Tetapi tentu saja harapannya Balikpapan bisa menjadi yang terbaik. Kami terus berupaya maksimal untuk menghasilkan yang terbaik bagi kota ini,” tutupnya. (oc)















Discussion about this post