YOGYAKARTA – Kampung Flory menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa wisata binaan Bank Indonesia DIY yang terletak di pinggiran Kabupaten Sleman ini bisa menghasilkan pendapatan 12 miliar rupiah selama satu tahun.
Kampung Flory yang dikembangkan masyarakat desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman bisa menjadi percontohan untuk pengembangan tempat wisata di Provinsi Kalimantan Utara. Upaya seperti ini yang akan di dorong Bank Indonesia kepada Kabupaten dan Kota di Kaltara.
“Pengembangan wisata seperti kampung Flory ini bisa juga dilakukan di Kaltara. Apalagi Kaltara punya potensi wisata cuma sekarang ini belum dikembangkan secara optimal,†ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltara Hendik Sudaryanto saat membuka pelatihan capacity building wartawan ekonomi dan bisnis Kaltara di Yogyakarta, Sabtu (9/11/19).

Pengembangan desa wisata seperti kampung Flory, upaya memberdayakan masyarakat dengan membentuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS). Potensi wisata di Kaltara sangat banyak diantarannya di Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Bulungan dan daerah lainnya di Kaltara.
“Pengembangan wisata ini salah satu upaya mendorong pertumbungan ekonomi di Kaltara, sebab banyak sektor-sektor yang masih belum dioptimalkan di Kaltara sehingga jika dikembangkan, itu nanti akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi,†jelasnya.
Sementara itu Kampung Flory yang berada di pinggir kali Bedog di desa Tridadi yang dikenal jernih airnya serta suasana pedesaan dengan kolam ikan dan gazebonya, dibuka sejak 2016. Desa wisata kampung Flory memanfaatkan tanah kas desa yang awalnya hanya 1,5 hektar sekarang sudah sampai 4,5 hektar.
“Awalnya lahan kas desa ini tidak dikelola dengan baik. Tamanan hias yang sebelumnya ditaruh dirumah-rumah warga sama anak-anak muda tadi dipindahin ke lahan kas desa dibentuk sedemikian rupa dengan dipadukan pendidikan outbond dan kuliner hingga akhirnya jadi seperti ini,†kata Manajer outbond Desa Wisata Kampung Flory Vina Febsianty.
Kampung Flory terdiri dari tiga sub unit usaha yakni pertama taruna tani Flory yang bergerak dibidang tanaman hias dan buah. kedua desa wisata Flory yang membawahi bidang usaha seperti area outbond, homestay dan bumi perkemahan, ketiga bali deso group yang bergerak dibidang kuliner.
“Keberadaan kampung Flory ini manfaatnya buat masyarakat sangat besar karena menyerap banyak tenaga kerja jumlahnya lebih dari 60 orang yang diambil dari masyarakat disekitar daerah tersebut. Upaya ini bentuk pemberdayaan masyarakat,†terangnya.
Pendapatan yang dihasilkan kampung Flory cukup besar satu bulannya bisa menghasilkan 1 miliar rupiah. Rata-rata satu tahun 2018 lalu bisa memghasilkan 12 miliar rupiah.
“Jumlah pengunjung setiap harinya rata-rata senin sampai jumat 500 orang sedangkan akhir pekan bisa sampai 2000 orang. Pengunjung ini tidak hanya wisatawan domestik tetapi juga dari luar negeri,†bebernya.
Pendampingan yang diberikan BI untuk pengembangan kampung Flory memiliki pengaruh yang sangat besar dampaknya. Bantuan yang diberikan BI berupa pembangunan sarana dan prasarana wisata bisa dirasakan manfaatnya.
“Kampung Flory sampai sekarang masih mendapatkan pendampingan dari BI dan tahun ini merupakan tahun terakhir pendampingan. BI memiliki andil cukup besar dalam mengembangkan kampung Flory ini,†tutupnya. (spo/aii)