TARAKAN – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Yufrizal, membuka pelatihan batik secara virtual dengan tema “Tren Batik Zaman Now dan Strategi Pemasaran di saat pandemi Covid-19â€. Kegiatan pelatihan yang akan berlangsung selama 4 (empat) hari dari tanggal 29 September – 1 Oktober dan 5 Oktober 2020, diikuti 26 pengrajin batik se-Kaltara.
Untuk memberikan tambahan ilmu, KPwBI Provinsi Kaltara menghadirkan narasumber yang expert dibidangnya, salah satunya adalah Uswatun Hasanah, SE.,M.,Sc, Founder Jokotole Collection dari Jawa Timur. Upaya ini dilakukan Bank Indonesia, dalam rangka mendukung gerakan nasional “Bangga Buatan Indonesiaâ€.

Selain itu, pelatihan ini juga diarahkan untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Kaltara dalam meningkatkan kompetensi, motivasi usaha, dan pengembangan industri kreatif, khususnya para pengrajin batik di Kaltara.
“Pandemi Covid 19 berdampak pada perekonomian di seluruh dunia, termasuk mitra dagang di luar negeri. Sehubungan dengan itu sumber – sumber baru pertumbuhan ekonomi domestik menjadi buffer untuk meredam dampak negatif ke perekonomian domestik, diantaranya melalui pengembangan UMKM,†tutur Yufrizal.
Produk kerajinan batik Kaltara, menjadi salah satu produksi dalam negeri yang memiliki nilai jual yang tinggi. Keunggulan pada coraknya yang khas dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan, sehingga diharapkan dapat mengangkat perekonomian lokal.
“Masalahnya harga yang kurang kompetitif, teknik pewarnaan dan penggunaan canting yang belum sebagus di sentral – sentral pembatik ternama, dan belum diperhatikannya segmentasi pasar oleh para pengrajin batik, khususnya tren bahan dan warna yang sedang diminati oleh konsumen, menjadi faktor – faktor penghambat dan pengembangan batik Kaltara,†sambungnya.
Selain meningkatkan awareness masyarakat dan pelaku usaha di Kaltara terkait potensi industri kain tradisional dari sisi budaya dan ekonomi, melalui pelatihan ini para pengrajin batik dapat memperoleh manfaat langsung.
“Pengrajin bisa ilmu untuk meningkatan kompetensi dalam pengembangan motif dan warna, teknik dan metode membatik yang baru, kemampuan memodifikasi batik berpola, peningkatan kapasitas produksi, penciptaan diversifikasi produk baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing dan membuka kesempatan lebih luas untuk ikut serta dalam pameran – pameran nasional maupun internasional,” tuturnya.
Pembukaan pelatihan ini, juga dihadiri secara daring oleh Dekranasda, Disperindagkop, Dinas Pariwisata se Kalimantan Utara, Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Tarakan serta Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Tarakan.(**/mt)