TARAKAN- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada bulan Agustus 2022 mengalami deflasi sebesar 0,58% (mtm), setelah sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm).
Perkembangan ini terutama dipengaruhi deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dan penurunan inflasi pada kelompok transportasi.
Deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembaku terutama dipengaruhi oleh deflasi pada cabai rawit dan tomat sejalan dengan peningkatan pasokan dengan masuknya masa panen di Kaltara maupun daerah pemasok.

Penurunan inflasi pada kelompok transportasi terutama dipengaruhi oleh turunnya tarif angkutan udara sejalan dengan penurunan harga avtur.



Secara tahun kalender, inflasi IHK pada Agustus 2022 di Provinsi Kaltara tercatat sebesar 3,10% (ytd) setelah pada bulan sebelumnya tercatat sebesar 3,70% (ytd). Inflasi tersebut masih lebih rendah dari inflasi tahun kalender secara nasional yang sebesar 3,63%.
“Ke depan Bank Indonesia (BI) tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah baik di pusat maupun di daerah guna menjaga tingkat inflasi di tengah potensi risiko inflasi dari sisi supply maupun demand,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Provinsi Kaltara Tedy Arif Budiman melalui press rilisnya, Minggu (4/9/22).

Dua Kota penyumbang IHK Kaltara yaitu Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing tercatat deflasi sebesar 0,54% (mtm) dan 0,71% (mtm). Dari total 90 Kota IHK nasional, Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing menduduki peringkat 52 dan 63 inflasi tertinggi di Indonesia.
“Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan terbesar yaitu cabai rawit (-0,14%), tomat (-0,14%), ikan layang (-0,10%), daging ayam ras (-0,08) dan bawang merah (-0,07%). Deflasi yang terjadi pada komoditas tersebut didorong telah masuknya masa panen yang mendorong peningkatan pasokan terutama pada komoditas cabai rawit dan bawang merah di daerah Kaltara,” jelas Tedy.
Kelompok transportasi juga mengalami penurunan tekanan inflasi pada Agustus 2022, yaitu sebesar 0,15% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,73% (mtm).
Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok transportasi, terutama dipengaruhi turunnya tarif angkutan udara, sejalan dengan meredanya tekanan harga avtur.
Sejalan dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada 10 Agustus 2022, dan  arahan Presiden Jokowi pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Inflasi pada 18 Agustus 2022, KPwBI Provinsi Kaltara senantiasa mendorong pengendalian inflasi menjadi isu prioritas di daerah.
“KPwBI Provinsi Kaltara terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam melakukan langkah-langkah pengendalian inflasi, khususnya dari sisi suplai dan mendorong produksi untuk mendukung ketahanan pangan,” tambah Tedy.
Menindaklanjuti hal tersebut, pada bulan Agustus 2022 lalu, KPwBI Provinsi Kaltara bekerjasama dengan pemerintah daerah, melaksanakan penanaman komoditas cabai dan bawang merah.
Penanaman pertama, pada 16 Agustus 2022, yaitu melakukan penanaman 1000 (seribu) bibit cabai di Kota Tarakan. Selanjutnya, pada 23 Agustus 2022, melaksanakan demplot (demonstration plot) untuk komoditas bawang merah di Desa Apung, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, dengan luasan lahan 1 Ha.
“Kegiatan-kegiatan ini merupakan langkah awal untuk meningkatan kualitas dan kuantitas komoditas cabai maupun bawang merah, melakukan sosialiasi pentingnya menjaga ketersediaan dan pasokan komoditas pangan sumber inflasi, serta mendorong petani lokal untuk membudidayakan dan menjadi penghasil komoditas tersebut di Kaltara,” ujar Tedy.
KPwBI Provinsi Kaltara bersama dengan pemerintah daerah dan stakeholder lainnya dalam wadah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), senantiasa memantau sumber-sumber tekanan inflasi didaerah secara berkala melalui data makro dan mikro, serta sigap bersinergi dan bekerjasama melakukan tindakan mitigasi dan preventif dalam kerangka 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran Distribusi, serta Komunikasi yang Efektif) untuk menjaga inflasi di Kalimantan Utara tetap rendah dan stabil.(**)