TARAKAN – Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Singa-651 secara resmi dilepas hari ini untuk mengemban misi Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di perairan Kalimantan Utara (Kaltara).
Ekspedisi ini merupakan hasil kerja sama strategis antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut, khususnya Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan, yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan distribusi rupiah hingga ke wilayah terdepan, terluar, dan terpencil.
Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Ferry Supriady, menyatakan apresiasinya yang tinggi terhadap terlaksananya kegiatan ini.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini yang bisa terlaksana atas kerja sama Bank Indonesia dengan TNI Angkatan Laut, dalam hal ini Lantamal XIII,” ujar Laksamana Pertama Ferry Supriady.
KRI Singa-651, sebuah kapal cepat torpedo dengan nomor lambung 651, menjadi tulang punggung dalam ekspedisi ini.
Kapal yang berada di bawah komando Armada II ini memiliki spesifikasi yang mumpuni untuk mendukung misi di perairan Kaltara.
Laksamana Pertama Ferry Supriady menjelaskan bahwa KRI Singa-651 adalah kapal buatan Jerman dengan tipe SPB 6572 yang kemudian dirakit di PT PAL Indonesia.
Kapal ini diawaki oleh 58 personel TNI Angkatan Laut yang siap mengarungi total rute sejauh 455 mil nautika. Ekspedisi ini akan berlangsung selama enam hari, mulai tanggal 15 hingga 21 Juli 2025, dengan rute yang mencakup Tarakan, Sebatik, Pulau Bunyu, Derawan, Maratua, dan Teluk Sulaiman.
Keberadaan KRI Singa-651 dengan segala kecanggihannya diharapkan dapat menjamin kelancaran dan keamanan distribusi rupiah di wilayah-wilayah tersebut.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 menjadi bukti komitmen bersama dalam menjaga kedaulatan rupiah dan pemerataan akses keuangan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terpencil.(Mt)
Discussion about this post