TARAKAN – Palang Merah Indonesia (PMI) pusat bekerjasama dengan PMI Provinsi Kaltara dan Tarakan gelar pelatihan Program Dukungan Psikososial atau PSP.
Ketua PMI Tarakan Muhammad Yunus Abbas menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk peningkatan jumlah relawan PMI di bidang PSP.
Selain itu divisi PSP juga mendukung pelayanan terkait pemulangan tenaga kerja indonesia (TKI) dan upaya penanggulangan bencana.

“Tim PSP membantu PMI dalam usaha peningkatan pengetahuan keterampilan sukarelawan tentang PSP dan memberikan gambaran terhadap penanganan trauma paska bencana,” jelas Muhammad Yunus Abbas, Kamis (19/3/2020).



Yunus Abbas menerangkan, PMI Tarakan dipercaya sebagai tuan rumah untuk melaksanakan pelatihan PSP tingkat Kaltara dan secara kebetulan PMI Tarakan memiliki lembaga pendidikan dan pelatihan dan kesehatan (LPK).
“Peserta terdiri dari PMI Provinsi 1 orang, Nunukan 13 orang, Bulungan 3 orang, Malinau 3 orang, KTT 2 orang, dan Tarakan 3 orang, total jumlah peserta 25 orang,” terangnya.

Fasilitator PSP Dinu mengatakan,
PSP salah satu bagian dari divisi di PMI, untuk membantu pemulihan korban paska bencana yang mengalami traumatik maupun psikologis dan psikososial.
“Nah disini kami terjun membina, mendidik, dan mempersiapkan generasi penerus, sewaktu – waktu jika terjadi bencana, tim Kaltara sendiri siap memberikan dukungan psikosisosial,” katanya.
Eca menambahkan, tim PSP memberikan bantuan bidang sosial dan psikologi dan tidak mengunakan trauma hiling karena reaksi-reaksinya normal.
“Jadi tim PSP untuk membantu anak-anak pulih misalnya dengan kegiatan permainan yang sifatnya ada edukasi, ada penyaluran-penyaluran energi negatifnya, supaya mereka cepat pulih, imbuhnya.
Reaksi yang ditampilkan seperti sedih, berduka itu adalah reaksi normal, PSP akan mengaktifkan itu untuk kembali normal seperti sehari hari, karena pada dasarnya orang punya kemampuan untuk pulih.
“Masih normal jangan sampai berkembang menjadi gangguan psikologis, kita cegah itu, jadi masuknya tim PSP memberikan bantaun bidang sosial dan psikologis,” pungkasnya. (wic/iik)