TARAKAN – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Republik Indonesia, Nadiem Makarim menegaskan pihaknya terus komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer di Indonesia.
Nadiem mengatakan, jangan berbicara kualitas pendidikan jika guru – guru belum sejahtera.
“Tidak ada gunanya kita berbicara meningkatkan kualitas pendidikan kalau guru – gurunya tidak bisa makan, kalau gurunya dari sisi ekonomi belum mapan,” tegas Nadiem saat berkunjung ke Kota Tarakan, Kamis (10/3/2022).

Ia mengatakan, bagi guru yang memang layak dan bisa membuktikan sebagai guru maka itu akan di akselerasi. Tahun ini merupakan tahun pertama sejak puluhan tahun, sebanyak 300 Ribu guru honorer menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).



Kemendikbud Ristek terus perjuangkan angka guru honorer menjadi PPPK semakin besar. Tentu semua proses seleksi tidak sempurna dan masih banyak berbagai macam kritik mengenai prosesnya.
“Saat ini masih banyak daerah yang belum mengajukan full formasi. Jadi dengan ini saya ingin sekali lagi mendorong dan mendesak semua kepala daerah untuk mengajukan full formasi untuk guru honorer,” tegas Nadiem.

Nadiem mengimbau dan menegaskan, semua kepala daerah untuk mengajukan formasi PPPK Guru, karena sesuai aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah uang yang ditransfer ke daerah melalui DAU ada hak untuk guru honorer tidak boleh digunakan untuk apapun kecuali tenaga pengajar yakni honorer.
“Jadi kalau uang itu tidak digunakan, tidak bisa digunakan untuk yang lain, dari Kementerian Keuangan sudah mengatur penggunaan anggaranya. Jadi tolong bagi kepala daerah mengajukan formasi,” tegasnya lagi.
Kemendikbud Ristek beserta Panselnas berusaha sebaik mungkin menjadikan guru di Indonesia jauh lebih sejahtera. Namun tentunya semua butuh perjuangan dan lulus passing grade.
“Semua harus lulus passing grade, semua butuh perjuangan, kita jaga minimun standart guru karena ujungnya untuk generasi kedepan,” pungkasnya. (wic/Iik)