TARAKAN – Dalam rangka menjaga kestabilan harga komoditas pangan dan memperkuat efektivitas kebijakan moneter menjelang momen Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara menyelenggarakan kegiatan “Sosialisasi Belanja Bijak Dalam Rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Menjelang Idul Fitri 1443 H dan Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah, Rabu (12/2022).
Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Wanita tersebut dibagi menjadi dua sesi, dan diikuti perwakilan organisasi wanita dan pemuka agama di Tarakan, seperti PKK, GOW, Dharma Wanita dan lainya.
Kegiatan sesi pertama dihadiri langsung oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Bambang Irwanto.

Narasumber pada sesi pertama adalah Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Tarakan, Untung Prayitno. Sedangkan sesi kedua dihadiri langsung oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Bp. Dodi Hermawan.


Sesi kedua dilaksanakan pada pukul 14.00 WITA di Hotel Lotus Pannaya dengan peserta yang terdiri atas perwakilan pemuka agama Kota Tarakan. Narasumber pada sesi kedua ini adalah Wakil Ketua Umum MUI Kota Tarakan, H. Syamsi Sarman.
Pada sesi pertama dalam sambutannya, Bambang menyampaikan bahwa tingkat inflasi Kaltara pada tahun 2022 diproyeksikan akan stabil pada kisaran target 3±1%. “Pada bulan Maret 2022, Kota Tarakan tercatat mengalami inflasi bulanan sebesar 0,52% (mtm), artinya kenaikan harga barang dan jasa di Tarakan pada Maret 2022 adalah 0,52% dari bulan Februari 2022. Capaian tersebut perlu diapresiasi berkat kerja sama yang baik antara Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Tarakan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)â€, papar Bambang.

Selain itu, Bambang juga menjelaskan bahwa peran masyarakat juga memberikan kontribusi besar dalam capaian tersebut. “Tingkat inflasi di Kota Tarakan selain dipengaruhi oleh pasokan komoditas yang tersedia, juga dipengaruhi oleh tingkat permintaan masyarakatâ€, tutur Bambang.
Momen bulan Ramadhan dan Idul Fitri secara historis juga menunjukkan tren inflasi. Salah satu penyebab naiknya tekanan inflasi pada harga barang dan jasa menjelang Idul Fitri adalah meningkatnya permintaan yang tercermin dari banyaknya volume belanja melebihi kebutuhan normal. Selain itu, beberapa isu seperti kelangkaan bahan pangan juga dapat turut meningkatkan permintaan secara drastis melalui panic buying.
“Untuk mencegah hal tersebut, Bank Indonesia bekerja sama dengan ibu-ibu dari PKK, Dharmawanita, dan Gabungan Organisasi Wanita Kota Tarakan khususnya yang hadir pada hari ini, mengajak mari bersama-sama kita berbelanja secara bijak, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihanâ€, ujar Bambang.
Lebih lanjut Bambang juga menyampaikan harapannya agar ibu-ibu bisa menjadi agen yang turut menghimbau masyarakat di lingkungan sekitar untuk menerapkan belanja bijak. Harapannya, upaya tersebut dapat mendukung capaian inflasi yang stabil melalui terjaganya harga barang dan jasa khususnya pada bulan Ramadhan tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Tarakan, Untung Prayitno yang hadir sebagai narasumber mengapresiasi Bank Indonesia yang telah menginisiasi program ini dan peran aktifnya dalam pengendalian inflasi di Kota Tarakan.
Pada kesempatan tersebut, Untung menyampaikan harapannya kepada para ibu-ibu peserta kegiatan agar dapat berbelanja secara cermat khususnya di bulan Ramadhan. “Kita harus bijak dan cermat dalam berbelanja, yaitu berbelanja sesuai dengan kebutuhan dan tidak mudah termakan oleh isu yang belum pastiâ€, ujar Untung.
Untung menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik dan harus selektif terhadap isu kelangkaan bahan pangan yang beredar. “Masyarakat jangan sampai melakukan panic buying, pasalnya kebutuhan pasokan bahan pangan sudah kami persiapkan untuk memenuhi kebutuhan terutama menjelang momen Hari Raya Idul Fitriâ€, ungkapnya.
Masih pada sesi yang sama, sosialisasi dilanjutkan dengan penyampaian materi Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah oleh Damar Suryatama. Dalam paparannya, Damar menyampaikan tentang cara memperlakukan Uang Rupiah, membedakan Rupiah Asli dengan Rupiah yang diragukan keasliannya, Rupiah sebagai identitas dan simbol persatuan bangsa, serta fungsi Rupiah dalam perekonomian.
Pada sesi kedua, dalam sambutannya, Dodi menyampaikan bahwa momen Idul Fitri berpotensi meningkatkan tekanan inflasi di Kota Tarakan. Secara historis, hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok pada momen HBKN Idul Fitri di periode sebelumnya.
“Inflasi pada momen menjelang HBKN Idul Fitri umumnya disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat yang tercermin dari belanja masyarakat yang melebihi kebutuhan biasanyaâ€, ujar Dodi.
Hal ini menurutnya perlu menjadi perhatian bersama, masyarakat perlu mendapatkan himbauan untuk tetap berbelanja sesuai dengan kebutuhannya. “Salah satu agen yang dapat secara efektif dan baik dalam menyampaikan pesan untuk berbelanja secara bijak khususnya di momen bulan Ramadhan ini adalah para pemuka agama†tutur Dodi.
Selanjutnya pada sesi yang sama, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Tarakan, Syamsi Sarman menyampaikan pentingnya menumbuhkan sikap belanja bijak bagi masyarakat Kota Tarakan kepada para pemuka agama yang hadir. “Belanja bijak pada dasarnya sesuai dengan ajaran agama Islam yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Al Haditsâ€, ujar Syamsi.
Untuk itu, Syamsi menghimbau kepada para pemuka agama yang hadir agar dapat menjadi agen dalam mensosialisasikan pentingnya menerapkan belanja bijak khususnya pada momen Ramadhan dan menjelang HBKN Idul Fitri.
“Semoga masyarakat bisa lebih mudah dalam memahami dan menerapkan kebiasaan belanja bijak melalui para pemuka agamaâ€, ungkapnya. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan berkah dan manfaat yang besar bagi warga Kota Tarakan, khususnya dalam upaya menjaga kestabilan harga barang dan jasa pada momen bulan Ramadhan dan menjelang HBKN Idul Fitri pada tahun ini. (*)