NUNUKAN – PT Pertamina EP Tarakan Field melalui program Coorporate Social Responbility (CSR) melaksanakan pelatihan produksi pelampung rumput laut ramah lingkungan kepada Bank Sampah Karya Bersama, Mamolo, Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (20/4/2022).
Kegiatan ini difasilitasi oleh PT Pertamina EP Tarakan Field. Sementara untuk pemateri dari Ide Tehnik dan pendampingan teknis diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nunukan.
Kegiatan ini bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemda Nunukan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perikanan, Bappeda, Bagian Ekonomi, Kecamatan Nunukan Selatan, Humpro Kabupaten Nunukan dan petani rumput laut Mamolo.

Isrianto Kurniawan selaku Manajer Field Tarakan menjelaskan Program CSR PT Pertamina EP Tarakan Field ini terkait pengolahan sampah Non B3 bernama Program Aliansi Kerja Bebas Sampah (AKAR BASAH).


Program ini bersinergi antar stakeholder dengan asosiasi petani rumput laut, Bank Sampah Karya Bersama, dan Pemerintah Daerah untuk menciptakan strategi pengolahan sampah yang komprehensif dan berkelanjutan.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup per Oktober 2021, jumlah sampah plastik di Nunukan yang dihasilkan dari aktivitas budidaya rumput laut kurang lebih mencapai 1,2 ton/ per hari.
“Masalah sampah merupakan tanggung jawab bersama. Dampaknya sangat luas, tidak hanya ke lingkungan tapi juga kesehatan dan ekonomi,” ungkap Isrianto.
Lebih lanjut, Ia mengatakan program AKAR BASAH adalah upaya menyelamatkan ekosistem laut melalui pengolahan sampah pesisir dan menjaga sumber mata pencaharian utama masyarakat pesisir di wilayah Kabupaten Nunukan kedepannya.
“Oleh karena itu, kami bersama dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Nunukan membangun sebuah sinergi program pengolahan sampah Non B3. Harapannya lingkungan dan sumber perekonomian tetap terjaga hingga ke generasi selanjutnya,” terangnya kepada fokusborneo.com.
Maka melalui kegiatan pelatihan ini pelampung botol plastik yang saat ini digunakan petani diubah menjadi pelampung rumput laut ramah lingkungan. Dengan umur pakai pelampung yang lebih lama.
Adapun sampah plastik yang digunakan sebagai baku berjenis PP dan HDPE. Perhitungab cost produksi pelampung rumput laut ramah lingkungan terbilang rendah. Karena bahan baku yang digunakan adalah sampah, dimana memiliki nilai ekonomi rendah. (wic/Iik)