TARAKAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan, memprediksi musim pancaroba masih terjadi sampai akhir bulan Mei 2022.
Hal tersebut diungkapkan, Kepala BMKG Tarakan, Khilmi kepada awak media di Tarakan, Rabu (11/5/2022).
Khilmi menjelaskan bahwa diperiode bulan Maret sampai April cuaca diprediksi sudah memasuki musim secara umum namun ternyata masih musim pancaroba.

“Ternyata pancarobanya lebih panjang di beberapa daerah termasuk di Kalimantan Utara sampai Mei masih mengalami masa pancaroba,” ungkapnya.



Khilmi mengatakan di masa pancaroba potensi potensi terjadinya cuaca ektrim meningkat seperti yang dirasakan 4 sampai 5 hari di Tarakan, hampir matahari tidak cerah selalu ditutup dengan awan kemudian ditambah dengan hujan dengan durasi cukup panjang dari sebelum subuh sampai menjelang sore hari.
“Ini dipengaruhi oleh peningkatan masa uap udara basah dari samudra Pasifik timur ke samudra Pasifik barat. Kemudian adanya anomali cuaca di laut dari antara ring 1 derajat sampai 3 derajat sehingga meningkatkan jumlah penguapan yang terjadi di wilayah Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan dengan tingginya penguapan ini yang meningkatkan jumlah awan – awan hujan di Indonesia ini salah satu yang menyebabkan dalam bulan Mei durasi hujan cukup lama.
“Imbauan dari BMKG untuk cuaca saat ini kami selalu berkoordinasi dengan pihak BPBD terkait dengan peringatan dini yang kita rilis, karena dengan adanya peringatan dini kita bisa mengetahui daerah daerah mana saja di Kaltara yang diprediksi akan terjadi hujan lebat dengan disertai angin kencang,” ujarnya.
Fenomena pancaroba tentu berdampak misalnya tanah longsor dan banjir, maka diharapkan masyarakat mewaspadai titik – titik rawan longsor ketika terjadi hujan lebat.
“Jadi masyarakat kami imbau untuk waspada jangan lupa selalu ikuti sekecil apapun perubahan cuaca yang kita rilis jadi kami selalu merilis peringatan dini 3 hari kedepan di seluruh wilayah Kaltara kemudian merilis perakiran cuaca 24 jam kedepan dan merilis peringatan dini antara setengah jam sampai 6 jam ini kami upayakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” terangnya.
Selain di darat, tingginya pertumbuhan awan hujan ini juga berdampak kepada gelombang jadi sejalan atau empiris antara pertumbuhan awan hujan dengan adanya angin kencang ini juga menimbulkan naiknya tinggi gelombang dan itu harus diwaspadai.
Beberapa hari belakangan Kaltara sudah mulai mencapai zona kuning gelombangnya jadi untuk kapal kapal kecil sudah mulai berbahaya.
“Gelombang laut bisa mencapai 2 meter, nelayan kecil diimbau tetap waspada,” tandasnya. (wic/Iik)