Menu

Mode Gelap

Daerah

Si Hitam Langka Diadopsi Pertamina


					Sumpana Salah Satu Pekerja Kebun Raya Anggrek Tarakan Melihatkan Salah Satu Species Anggrek yang Tumbuh Subur. Foto: fokusborneo.com Perbesar

Sumpana Salah Satu Pekerja Kebun Raya Anggrek Tarakan Melihatkan Salah Satu Species Anggrek yang Tumbuh Subur. Foto: fokusborneo.com

TARAKAN – Pulau Tarakan yang berada di Provinsi Kalimantan Utara cukup kaya dengan keanekaragaman hayatinya, salah satunya si hitam atau anggrek hitam yang langka dan hampir punah.

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) yang banyak tumbuh di Kalimantan termasuk Tarakan ini sempat dibudidayakan dan kembangkan oleh Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Tarakan di kawasan Kebun Raya Anggrek di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur.

Sempat menjadi primadona dan ekowisata Tarakan, Kebun Raya Anggrek kondisinya semakin memprihatinkan, dimana bangunan gedung rusak dan banyak tanaman anggrek langka mati.

Melihat kondisi tersebut, PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Zona 10 Pertamina EP Tarakan Field hadir dengan program Coorporate Social Responbility (CSR) melakukan berbagai upaya perubahan untuk melestarikan anggrek hitam yang langka dan dilindungi tersebut.

Field Manager Pertamina EP Tarakan Field, Isrianto Kurniawan melalui Community Development Officer, Abrar Siregar menjelaskan, PHI Zona 10 Pertamina EP Tarakan Field sangat konsen terhadap keanekaragaman hayati yang ada di Kota Tarakan, salah satunya pengembangan tanaman anggrek langka yaitu anggrek hitam.

“Dapat kita ketahui bahwa tanaman ini (anggrek hitam) sudah terancam populasinya, oleh sebab itu perlu kita lakukan yang namanya pembudidayaan atau perbanyakan tanaman,” jelas Abrar, Minggu (28/8/2022).

Program ini mulai direncanakan pada tahun 2020 kemudian diimplementasikan pada tahun 2021 bekerjasama dengan semua pihak diantaranya Universitas Borneo Tarakan, Universitas Nasional Jakarta, KPH Dinas Kehutanan Provinsi Kaltara, dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Tarakan.

Konservasi anggrek hitam ini diawali dengan pembenahan guest house atau sarana prasana kebun anggrek, kemudian melakukan pembibitan dan pengembangan anggrek hitam dan beberapa jenis anggrek lainya.

Tidak hanya pelestarian keanegaragahaman hayati, melalui kegiatan ini Pertamina EP Tarakan Field kemudian melakukan berbagai kegiatan edukasi kepada masyarakat dan mahasiswa, publikasi website sampai webinar skala lokal hingga nasional.

“Kami juga memiliki program kerja yakni Pertamina adopsi tanaman, jadi semua pekerja – pekerja Pertamina telah menaman tanaman anggrek baik itu di taman anggrek maupun di rumah masing-masing,” ungkap Abrar.

Abrar mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 235 tanaman anggrek berbagai jenis, dari sekian ratusan tanaman anggrek tersebut ada sekitar 40 anggrek termasuk anggrek hitam yang akan dilindungi.

Melihat upaya Pertamina EP Tarakan Field tidak hanya menjalankan kegiatan industri hulu migas, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengatakan sangat mengapreasisi upaya Pertamina melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di Tarakan dan Kaltara pada umumnya.

Zainal sangat mensupport kegiatan tersebut bahkan menganggap Pertamina sebagai bapak angkat anggrek Kaltara, bukan hanya di Tarakan, “Pertamina layak sebagai bapak angkat anggrek Kaltara. Saya mengajak semua pihak untuk terus menjaga ini, kasian anak cucu kita tidak bisa menyaksikan yang indah ini,” ucapnya.

Gubernur Kaltara Melihat Langsung Tanaman Anggrek Hitam di Kebun Anggrek Tarakan yang mulai Dilakukan Pembibitan oleh Pertamina EP Tarakan Field. Foto: Ari/fokusborneo.com

Di lokasi yang sama Pertamina saat ini juga telah mengembangkan madu kelulut dalam rangka peningkatkan ekonomi dan untuk kegiatan operasional pekerja di kebun anggrek, “Kita punya taman madu kelulut dan itu diperjual belikan, kita sudah ada kurang lebih 15 kotak sarang madu kelulut, Alhamdulillah sudah berproduksi dan bisa langsung di jual dan ini salah satu pendapatan pengurus,” imbuh Abrar.

Sementara itu, Kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tarakan, Elang Buana mengatakan kerjasama dengan Pertamina melalui CSR ini sangat membantu pemerintah, dimana memang beberapa tahun terakhir tidak ada alokasi anggaran untuk pembenahan kebun anggrek.

“Kita keterbatasan anggaran, kebun anggrek dengan luas sekitar 2 hektar ini dulunya menjadi salah satu destinasi wisata di Tarakan, dan saat ini sudah jarang dikunjungi,” ujar Elang Buana.

Melalui kerjasama ini tidak hanya untuk konservasi anggrek, kedepan juga akan dikembangkan tanaman hidroponik dengan berbagai jenis sayuran yang nantinya dapat dipetik langsung oleh pengunjung.

Tahun 2020 perencanaan, tahun 2021 implementasi, dan tahun 2022 ini Pertamina bersama tim akan mengeksplore lebih jauh tanaman anggrek di wilayah hutan Tarakan maupun di Kaltara salah satunya di Malinau untuk dilakukan pengembangan, dan diharapakan kebun anggrek ini dapat menjadi eco wisata baru di Tarakan dan Kaltara.

Terpisah, Sumpana salah satu pekerja kebun anggrek menjelaskan, di kebun anggrek saat ini ada sekitar 10 species anggrek berbeda, salah satunya anggrek hitam. Meski anggrek ini cukup bagus dari warnanya namun perawatanya susah-susah gampang.

“Species ini susah – susah gampang merawatnya, kita rawat betul tidak mau berbunga, kita biarkan malah berbunga. Jadi perlakuanya, kita tempatkan di tempat teduh, tidak terlalu panas, lembab, air cukup itu aja,” ujarnya.

Selain itu, bunga anggrek hitam tidak bertahan lama, dari kuncup mulai mekar hanya bertahan sekitar seminggu dengan waktu menunggu berbunga sekitar 6 bulan. Berbeda dengan species lainya seperti anggrek bulan yang mampu bertahan sampai sebulan bahkan lebih.

“Kalau bagus ya bagus warnanya, cuma tidak bertahan lama paling seminggu sudah rontok, kuncup sampai mekar paling lama 10 hari,” sambungnya.

Lebih lanjut, Sumpana yang sudah bekerja selama 10 tahun merawat anggrek ini mengungkapkan kondisi kebun anggrek saat ini kurang perawatan, karena kurangnya sarana prasarana seperti mesin pompa air yang hilang dicuri, kemudian atap bocor sehingga banyak tanaman yang mati karena terpapar sinar matahari langsung dan hujan.

Lantaran banyak tanaman yang mati, tingkat kunjungan juga mulai berkurang, sebelumnya kunjungan cukup banyak dari luar daerah Tarakan bahkan luar Kaltara serta pelajar untuk kegiatan belajar dari Sekolah. Ia berharap ada perhatian lebih dari Dinas, seperti sarana dan prasarana untuk kebun anggrek.

Terkait dengan bantuan pertamina, Ia mengatakan perusahaan sudah membantu untuk atap, paranet, dan madu kelulut, “Kalau madu kelulut sekarang ada 11, 2 punya walikota Tarakan, 2 Gubernur Kaltara, 3 dari Pertamina dan punya saya ada 4. Hasilnya belum bisa di jual tapi dirasakan untuk konsumsi sendiri sudah bisa,” pungkasnya. (wic/iik)

 

Artikel ini telah dibaca 1,007 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Pop ke IKN Tidak Dipungut Biaya Apapun Setiap Hari, Stop Pungutan Liar Masuk ke IKN

6 Juli 2025 - 21:19

Nusantara Eco Traveler: Hadirkan Pengalaman Baru Jelajahi Nusantara

6 Juli 2025 - 21:02

Gubenur Bahas Potensi Pengembangan Olahraga Bersama Menpora

5 Juli 2025 - 15:52

Pekan Olahraga dan Seni Nusantara Pegawai OIKN: Ajang Menempa Karakter di kota Nusantara

5 Juli 2025 - 14:58

Gubernur Harapkan Pengalihan PI 10 Persen Dapat Memperkuat Kemandirian Ekonomi Daerah

5 Juli 2025 - 12:46

Pemerintah Kota Balikpapan Pilih 39 Calon Paskibraka Terbaik

5 Juli 2025 - 08:07

Trending di Daerah