BALIKPAPAN, Fokusborneo.com — Upaya penghijauan kota Balikpapan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan menekankan pentingnya setiap rumah memiliki taman kecil atau kebun mini yang dirawat dengan baik, sehingga dapat berkontribusi pada keseimbangan ekologis kota.
Hal ini disampaikan oleh Kabid Tata Lingkungan dan Perlindungan SDA DLH Balikpapan, Afrrizal, saat ditemui pada Selasa (26/11/2025).
Afrrizal menekankan penghijauan tidak sekadar menanam banyak tanaman, melainkan menanam pohon dan tanaman berkualitas dengan pemeliharaan yang tepat.
“Kami selalu menyarankan warga menanam pohon dengan bibit unggul, ukuran tinggi bibit dan lingkar batang ideal, serta pemeliharaan minimal enam bulan. Jika hanya menanam banyak tanaman tanpa perawatan, sebagian besar tidak akan tumbuh optimal,” ujarnya.
Selain itu, Afrrizal menyebutkan pemilihan jenis tanaman juga penting agar sesuai dengan kondisi iklim Balikpapan. Pohon peneduh dengan akar kuat seperti tabebuya, kamboja Jepang, atau pucuk merah dinilai paling cocok.
Sedangkan untuk tanaman hias, warga dapat memilih jenis tropis yang tidak memerlukan perawatan intensif seperti sansiviera, monstera, palm raja, lidah mertua, dan pandan bali. “Kunci keberhasilan adalah kualitas bibit, jenis tanaman, dan perawatan rutin,” tambah Afrrizal.
DLH juga mendorong warga memanfaatkan lahan terbatas di sekitar rumah untuk membuat taman mini. Lahan sempit bisa diubah menjadi kebun kecil atau taman yang bermanfaat, tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga meningkatkan keteduhan dan kualitas udara.
“Bahkan jika hanya satu rumah, satu taman mini, tapi dilakukan dengan benar, dampaknya terhadap lingkungan sangat besar,” jelas Afrrizal.
Tak hanya itu, Afrrizal mengingatkan warga agar memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang disiapkan pengembang perumahan. RTH ini bisa difungsikan sebagai taman komunal atau kebun yang bisa dinikmati bersama, sekaligus menjaga aset lingkungan yang penting.
“RTH jangan dibiarkan kosong atau dialihfungsikan. Dengan pengelolaan yang tepat, RTH bisa menjadi ruang hijau produktif yang dirawat bersama,” tegasnya.
DLH juga berencana mengadakan program edukasi bagi masyarakat, termasuk pelatihan menanam pohon, pemupukan, penyiraman teratur, dan pengendalian hama.
“Kami ingin masyarakat memiliki pemahaman bahwa taman mini bukan sekadar estetika, tetapi bagian dari ekosistem kota. Dengan partisipasi aktif warga, Balikpapan bisa tetap hijau meski lahan terbatas,” ujarnya.
Afrrizal menambahkan, setiap rumah yang memiliki taman mini juga bisa menjadi teladan bagi lingkungan sekitarnya.
“Budaya menjaga taman kecil dapat menyebar ke tetangga, sehingga tercipta kawasan hijau yang lebih luas dan berkelanjutan. Peran warga sangat menentukan kualitas ruang hijau kota,” pungkasnya.
Dengan dorongan ini, DLH berharap gerakan penghijauan di tingkat rumah tangga dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Balikpapan kota yang nyaman, sehat, dan hijau, sejalan dengan visi kota berwawasan lingkungan. (oc)















Discussion about this post