Menu

Mode Gelap

Daerah ยท 28 Agu 2025

Film Indonesia Tale of the Land Hadirkan Nuansa Lokal Kalimantan Timur


					Film Indonesia Tale of the Land Hadirkan Nuansa Lokal Kalimantan Timur Perbesar

TARAKAN โ€“ Tale of the Land menjadi salah satu film Indonesia yang menonjolkan kekayaan budaya dan keindahan alam Kalimantan Timur. Disutradarai Loeloe Hendra dan diproduksi oleh KawanKawan Media, film ini menghadirkan cerita yang kuat dengan nuansa lokal yang autentik.

Berkisah tentang May, seorang gadis Dayak yang tinggal bersama kakeknya, Tuha, di sebuah rumah terapung di atas danau. Trauma akibat kehilangan orang tua membuat May tidak mampu menginjak tanah, sehingga kehidupannya terikat pada air.

Cerita ini mencerminkan hubungan manusia dengan alam serta tradisi masyarakat Dayak.

width"400"
width"400"
width"400"

Proses syuting dilakukan sepenuhnya di atas air, di danau Kota Bangun, Kalimantan Timur, selama hampir satu bulan. Rumah terapung, perahu tradisional, dan kehidupan masyarakat di sekitar danau menjadi latar utama, menciptakan visual yang memukau dan autentik.

width"300"
width"400"
width"400"
width"400"
width"400"

Film berdurasi 99 menit ini menggunakan bahasa Kutai, bahasa lokal yang jarang muncul dalam film Indonesia. Penggunaan bahasa daerah ini menambah kedalaman budaya sekaligus memperkuat identitas lokal yang diangkat dalam cerita.

width"300"
width"300"
width"300"
width"300"

Pemeran utama dalam film ini adalah Shenina Cinnamon sebagai May dan Arswendy Bening Swara sebagai Tuha. Selain itu, film ini juga dibintangi Angga Yunanda dan Yusuf Mahardika, memadukan generasi aktor muda dan senior untuk menghadirkan akting yang natural.

width"400"
width"400"

Tale of the Land menekankan aspek budaya Dayak, mulai dari adat istiadat, kehidupan di rumah terapung, hingga keterikatan manusia dengan alam. Menjadi contoh karya yang membawa identitas lokal Kalimantan ke layar lebar secara estetis dan otentik.

width"200"
width"300"

Selain itu, film ini juga menampilkan keindahan alam Kalimantan Timur, mulai dari danau, hutan, hingga kehidupan desa di tepian air. Visual yang puitis tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang ingin mengenal budaya dan alam Kalimantan lebih dekat.

width"400"
width"400"

Film ini pernah diputar di beberapa festival di Indonesia, termasuk Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2024, dan mendapatkan perhatian penonton nasional serta kritikus film yang mengapresiasi nuansa lokal dan simbolisme cerita.

width"400"
width"400"

Bagi masyarakat yang ingin menonton Tale of the Land, film ini tersedia di beberapa platform streaming lokal Indonesia dan bisa diakses secara digital melalui layanan seperti Mola TV dan Vidio.

width"400"
width"400"

Selain itu, beberapa bioskop independen di kota besar di Indonesia juga menayangkan film ini untuk periode terbatas.

Dengan cerita yang kuat, visual yang memukau, dan fokus pada budaya serta alam Kalimantan, Tale of the Land membuktikan bahwa narasi lokal mampu menarik perhatian penonton luas.

Film ini menjadi contoh penting bagi perfilman Indonesia untuk terus menampilkan karya yang berakar pada identitas lokal dan lingkungan.

Berikut informasi lengkap mengenai film Tale of the Land, sebuah karya sinematik yang mengangkat budaya dan alam Kalimantan Timur, khususnya suku Dayak, dengan pendekatan visual yang kuat dan puitis.

๐ŸŽฌ Detail Film

Judul: Tale of the Land

Sutradara & Penulis Skenario: Loeloe Hendra

Durasi: 99 menit

Bahasa: Kutai dan Indonesia

Genre: Drama, Fantasi

Produksi: KawanKawan Media

Lokasi Syuting: Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

Tanggal Rilis Perdana: 4 Oktober 2024, di Busan International Film Festival (BIFF) 2024

Penghargaan: FIPRESCI Prize di BIFF 2024; Best Lead Performance di QCinema International Film Festival 2024 untuk Shenina Cinnamon

๐Ÿ“– Sinopsis

Film ini mengisahkan May, seorang gadis Dayak yang trauma akibat kehilangan orang tuanya dalam konflik agraria. Trauma tersebut membuatnya tidak bisa menginjakkan kaki di daratan. May tinggal bersama kakeknya, Tuha, di sebuah rumah apung di atas danau yang jauh dari daratan.

Kehidupan mereka yang tenang terganggu dengan kehadiran seorang anak laki-laki bernama Lawa, yang mengingatkan May pada masa lalu dan menantang keyakinannya tentang tanah dan warisan leluhur .

๐ŸŽญ Pemeran Utama

Shenina Cinnamon sebagai May

Arswendy Bening Swara sebagai Tuha

Angga Yunanda

Yusuf Mahardika

๐ŸŽฅ Produksi & Lokasi

Lokasi Syuting: 90% syuting dilakukan di atas air, mengambil lokasi di Kota Bangun, Kalimantan Timur .

Proses Produksi: Syuting berlangsung selama hampir satu bulan pada Januari 2024, dengan seluruh adegan dilakukan di atas air.

Pendanaan: Film ini mendapatkan dukungan dari Doha Film Institute untuk tahap pasca-produksi .

๐Ÿ“บ Cara Menonton

Film ini dapat diakses melalui beberapa platform streaming lokal Indonesia, seperti:

Mola TV

Vidio

Selain itu, beberapa bioskop independen di kota besar di Indonesia juga pernah menayangkan film ini dalam periode terbatas.

Fokusborneo.com

 

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Optimalisasi Portal Satu Data, Pemprov Gelar Workshop Pengembangan Lanjutan e-Dataku

28 Agustus 2025 - 15:44

Pertamina Hulu Energi Tekankan Pentingnya Manajemen Risiko CCS/CCUS

28 Agustus 2025 - 15:12

Transformasi Logistik IKN: JNE Resmikan Sales Counter Perdana di Kawasan Inti Ibu Kota Nusantara

28 Agustus 2025 - 15:01

Polda Kalimantan Utara Gelar Malam Kenal Pamit dan Pisah Sambut Kapolda

28 Agustus 2025 - 13:33

Semarak Program SEBUSE Sikat Poโ€™, Cara Seru Pekerja Kilang Unit Balikpapan Jalani Gaya Hidup Sehat

28 Agustus 2025 - 11:37

RM Sederhana Segera Hadir di IKN!

28 Agustus 2025 - 11:19

Trending di Daerah