GULA sering kali menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Mulai dari secangkir kopi atau teh di pagi hari, camilan manis di sela aktivitas, hingga minuman kemasan yang mudah ditemui di mana saja.
Tanpa sadar, konsumsi gula tambahan bisa melampaui batas wajar yang dianjurkan.
Organisasi kesehatan dunia menganjurkan asupan gula tambahan tidak lebih dari 50 gram per hari, atau setara sekitar 4 sendok makan.
Namun kenyataannya, banyak orang justru mengonsumsi lebih dari itu hanya dalam satu kali makan. Efeknya memang terasa instan: tubuh lebih bersemangat sesaat.
Tetapi beberapa jam kemudian, energi mendadak turun, tubuh terasa lemas, dan perut cepat lapar kembali.
Kebiasaan ini jika berlangsung terus-menerus bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Mulai dari obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga gangguan metabolisme.
Tak heran jika banyak pakar kesehatan menyebut konsumsi gula berlebih sebagai “bom waktu” yang bisa merugikan tubuh dalam jangka panjang.
Untuk menghindari hal tersebut, membatasi gula tambahan menjadi langkah sederhana yang bisa dilakukan siapa saja.
Salah satu cara terbaik adalah mengganti camilan manis dengan buah segar. Buah mengandung gula alami yang lebih ramah bagi tubuh, serta dilengkapi serat, vitamin, dan mineral yang justru membantu menjaga daya tahan tubuh tetap optimal.
Sebagai contoh, mengganti sepotong kue cokelat dengan buah pisang atau apel bisa membuat perut tetap kenyang lebih lama tanpa menyebabkan lonjakan gula darah.
Sementara itu, buah seperti jeruk, pepaya, atau semangka juga memberikan kesegaran alami sekaligus menjaga cairan tubuh tetap seimbang.
Selain buah, kacang-kacangan tanpa tambahan garam atau madu dalam jumlah wajar juga bisa menjadi pilihan sehat. Untuk minuman, air putih tetap menjadi yang terbaik.
Jika bosan, infused water dengan irisan lemon, mentimun, atau stroberi bisa memberi rasa segar tanpa tambahan kalori berlebih.
Tips Praktis Kurangi Gula dalam Kehidupan Sehari-hari
– Periksa label kemasan sebelum membeli – banyak makanan instan mengandung gula tersembunyi.
– Kurangi gula sedikit demi sedikit – misalnya dari dua sendok menjadi satu sendok saat membuat teh atau kopi.
– Sediakan buah di rumah maupun di kantor – agar lebih mudah memilih camilan sehat ketika lapar.
– Batasi minuman kemasan – ganti dengan air putih, air kelapa, atau teh tawar.
– Pilih sarapan lebih sehat – seperti oatmeal, telur rebus, atau roti gandum, dibanding sereal manis dan roti dengan krim.
– Atur frekuensi dessert – cukup sekali atau dua kali seminggu, bukan setiap hari.
– Coba resep homemade – membuat jus atau smoothies sendiri tanpa tambahan gula bisa jadi cara menyenangkan untuk menjaga pola makan.
Dengan konsistensi, perubahan kecil ini bisa membawa manfaat besar. Tubuh tidak hanya terhindar dari risiko penyakit, tetapi juga terasa lebih ringan, bugar, dan penuh energi sepanjang hari.
Membatasi gula tambahan bukan berarti menghilangkan rasa manis sepenuhnya, melainkan belajar memilih sumber manis yang lebih sehat dan alami.
Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam mengatur pola konsumsi harian. Jika sudah terbiasa, gaya hidup sehat ini akan terasa ringan dijalani.
Bahkan, tubuh akan mulai “menolak” rasa terlalu manis karena sudah terbiasa dengan rasa alami dari makanan segar.
Fokusborneo.com
