• About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Fokus Borneo
  • Beranda
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
    • KPH Tarakan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • Rubrik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Olah Raga
    • Sosial Budaya
    • Hiburan
    • Energi
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
    • KPH Tarakan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • Rubrik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Olah Raga
    • Sosial Budaya
    • Hiburan
    • Energi
  • Opini
No Result
View All Result
Fokus Borneo
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Advetorial
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
  • KPH Tarakan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Sosial Budaya
  • Travel
  • Energi
  • Hiburan
  • Opini
Home Hiburan

UPACARA, BURUNG-BURUNG, DAN PERCAKAPAN DI BAWAH BENDERA

Cerita Pendek Muhammad Thobroni

by Redaksi
22 November 2025 20:55
in Hiburan
A A
0

Foto: Muhammad Thobroni, M. Pd. (Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP UBT)

Pagi hampir hilang. Matahari kian terik. Cuaca ekstrim. Suhu membara lebih panas timbang biasanya. Udara kampus baru saja dibersihkan oleh doa. Langit biru pucat. Daun-daun angsana bergoyang pelan. Halaman depan rektorat sangat sibuk. Pengeras suara menyiarkan lagu perjuangan. Bagimu Negeri. Bergema dari menara fakultas ekonomi. Menara itu catnya mulai pudar.

Aku datang lebih awal. Lama sudah tidak mengikuti upacara Hari Pahlawan. Biasanya, aku hanya menonton dari jauh. Kadang pilih menyelesaikan pekerjaan di ruang administrasi.

Baca Juga

Acer for Business Perkuat Solusi AI Enterprise melalui Peluncuran Altos BrainSphere™ GB10 F1 dari Altos Computing

Tampil Beda! AZKO Hadirkan Nuansa Belanja Lebih Modern, Trendi, dan Interaktif di Pondok Indah Mall 1

Gaya Hidup Tak Seimbang Bikin Stroke Mengintai di Usia Produktif

Liburan Lancar, Telkomsel Tetap Ngebut

Tahun ini aku merasa harus datang.

Karena ingin kembali. Hendak merasakan getaran sederhana. Sebuah penghormatan. Sebuah penghargaan.

Aku melihat seseorang berdiri tegak. Seragam satpam warna coklat tua. Rambutnya memutih. Seluruhnya. Wajahnya tidak asing.

“Pak Jun?” seruku. Agak ragu sih.

Dia menoleh. Tersenyum lebar. “Wah, kamu goy! Lama sudah tidak kelihatan. Masih di kantor lama?”

Aku tertawa. “Masih, Pak. Masih berjuang.”

Dia menjawab dengan tawa. Tapi berwibawa. Sosok tua yang bersejarah. Jernih. Khas. Sebab sudah berdamai dengan waktu.

“Saya masih di sini. Jaga kampus. Jaga kenangan. Saya sudah lewati empat rektor. Upacara bendera juga masih pukul tujuh pagi.”

Dia terkekeh. Berkisah hal remeh. Tapi menusuk tulang.

Aku terdiam. Terhenyak. Merenung. Aku kagum. Bangga. Terpesona dengan sosok tua ini. Bukan karena jabatan atau posisi. Tapi kesetiaan. Pak Jun tidak pernah disebut dalam laporan tahunan universitas. Dia hanyalah akar kecil. Penahan pohon besar agar tidak tumbang.

“Setiap rektor punya gaya,” katanya. Mata menatap lapangan. “Ada yang suka pidato panjang. Ada yang suka langsung pembacaan doa.”

Aku memandang tiang bendera. Seorang mahasiswa gemetar memegang tali. Dia pertama kali menjadi petugas upacara. Dosen, pegawai, dan mahasiswa berdiri berjajar. Sebagian sibuk memperbaiki posisi topi. Sebagian memeriksa ponsel. Cek aplikasi pencairan. Atau grup medsos sekiranya ada undangan makan siang. Hari Pahlawan diisi upacara nasional. Terasa seperti perayaan kecil. Ada protokol. Ada hubungan masa lalu dan masa kini.

Musik pengiring berkumandang. Suasana berubah. Hening. Semua memandang merah-putih. Sang saka perlahan naik di tiang bendera.

Udara berhenti. Dada bergejolak. Menyimpan cerita. Aku menunduk. Aku sendiri teringat wajah-wajah. Mungkin tak bakal kembali. Mereka gugur. Tanpa tanda jasa. Namanya tak masuk buku pelajaran. Negeri ini berdiri di atas keteguhan kecil mereka. Kesetiaan mereka. Loyalitas. Dedikasi. Militansi. Pengorbanan tanpa pamrih.

Seorang di sebelahku berbisik, “Para pahlawan itu apa mereka masih bangga dengan kita hari ini ya?”

Aku tidak menjawab. Sejarah adalah kebanggaan. Keberlanjutan. Mencoba berbuat baik. Meski tak punya panggung di dunia ini.

Pidato rektor dimulai. Isinya rasa syukur dan nasihat moral. Pagi ini kata-katanya terasa sangat jujur. Dia menyebut pentingnya mengenang. Tokoh besar. Perintis. Pendiri. Pendahulu. Juga mereka yang menjaga kehidupan. Guru yang tekun. Petugas kebersihan yang setia. Satpam yang membuka gerbang.

Aku melihat Pak Jun. Berdiri tegak di tepi lapangan. Sorot matanya bangga. Sederhana. Nyata.

Upacara berakhir. Doanya sangat panjang. Mungkin banyak sekali yang dimohonkan.

Barisan perlahan bubar. Orang-orang mulai berbincang. Tertawa kecil. Sebagian buru-buru ke kantin. Berlari mencari sarapan.

Aku tidak langsung pulang. Hari makin terik. Tapi udara sangat segar. Sejuk di bawah rindang hutan pinus. Taman kampus begitu indah.

Aku berjalan ke bagian belakang. Ada bunga kertas berwarna jingga tumbuh liar. Di sepanjang jalan setapak. Ada mahasiswa berfoto di depan monumen kecil. Tulisannya “Mengabdi untuk Negeri”. Aku tak ketinggalan. Kamera ponsel sibuk bekerja. Aku memotret tiang bendera. Tercermin di kolam. Lalu selfie di antara bougenville yang berguguran.

Aku bergumam, “Hari pahlawan tapi isinya ajang selfie.”

Memang begitu cara generasi sekarang mengenang. Ada gambar. Ada reels. Bukan lagi cerita dongeng. Melalui unggahan. Postingan. Bukan lewat lisan.

Seekor burung walet terbang rendah. Hinggap di dahan ketapang muda. Aku memperhatikannya. Makhluk bebas itu bergerak. Sementara kita sibuk menimbang masa lalu.

Aku duduk di bangku. Buka ponsel. Melihat hasil foto-foto. Ada yang buram. Sebagian terlalu terang.

Aku mengingat lagi wajah Pak Jun. Aku merasa dia layak disebut pahlawan. Selain nama besar di buku sejarah.

Aku terkejut. Terdengar suara ribut. Seperti hempa kemarin lusa. Serupa badai semalam. Cukup keras dekat gazebo. Ternyata dosen hukum, Pak Sukardi, suara beratnya penuh argumentasi. Pak Nasrun, dosen ekonomi yang logis dan skeptis.

“Kita harus melihat sisi hukum dan keadilan historis,” kata Sukardi. Nada suara naik satu oktaf. “Memberi gelar pahlawan adalah penghargaan. Juga rekonsiliasi bangsa.”

Nasrun menggeleng. “Dosa masa lalunya? Kita bisa menutup mata atas kesalahan sejarahnya?”

Perdebatan dua dosen seperti pertunjukan drama. Tak pernah selesai. Kadang soal ekonomi. Moral. Hukum. Sejarah.

Aku mendekat. “Debat panas niyee?” kataku.

Sukardi tertawa kecil. “Cuma nostalgia. Nasrun ini keras kepala. Menolak ide rekonsiliasi sejarah.”

Nasrun menjawab, “Sejarah tidak bisa disucikan. Pahlawan harus tanpa noda.”

Aku menjawab. “Pahlawan itu manusia. Wajar mereka punya sisi gelap.”

Sukardi menepuk bahuku. “Ini dia komentar anak administrasi. Diplomatis!” katanya.

Kami bertiga tertawa. Kami duduk. Burung-burung gereja berloncatan di atas pagar. Angin meniup dedaunan kering ke arah kolam.

Aku mengambil foto kami bertiga. Di bawah pohon flamboyan. Sukardi senyum serius. Nasrun mengangkat dua jari.

Waktunya pulang. Aku kembali melewati pos satpam. Pak Jun berdiri. Tegak. Memberi hormat. Aku menghampiri. Dia tersenyum. “Kita yang harus menjaga semangat. Orang bisa berganti. Jabatan bisa berpindah.”

Aku diam. Lama. Benar juga ucapan Pak Jun. Bangsa ini sibuk mencari figur besar.

Aku berpamitan. “Sehat terus, Pak. Kita bertemu di upacara tahun depan.”

Ia mengangguk. “Insyaallah. Kalau tidak ada saya, kamu tetap datang.”

Burung-burung beterbangan. Di atas lapangan yang sepi. Bendera terus berkibar. Disentuh angin lembut. Aku berhenti sejenak.

Kamera ponsel menangkap foto terakhir. Bendera merah-putih di langit. Burung-burung kecil melintas. Ada percakapan kecil di bawah bendera. Datang di Hari Pahlawan adalah ziarah. Bukan ke makam memang. Tapi berkunjung ke dalam kenangan.

Tarakan, 10 November 2025

*) Penulis: Muhammad Thobroni, M. Pd. (Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP UBT)

Tags: #headline #ceritapendek #hiburan
ShareTweetSendShareSend

Berita Lainnya

Hiburan

Acer for Business Perkuat Solusi AI Enterprise melalui Peluncuran Altos BrainSphere™ GB10 F1 dari Altos Computing

2 November 2025 10:55
Hiburan

Tampil Beda! AZKO Hadirkan Nuansa Belanja Lebih Modern, Trendi, dan Interaktif di Pondok Indah Mall 1

2 November 2025 10:05
Hiburan

Gaya Hidup Tak Seimbang Bikin Stroke Mengintai di Usia Produktif

30 Oktober 2025 17:45
Daerah

Liburan Lancar, Telkomsel Tetap Ngebut

16 Oktober 2025 21:52
Daerah

IIMS Garage Balikpapan 2025 Resmi Dibuka, Tandai Babak Baru Dunia Otomotif Kalimantan

16 Oktober 2025 15:58
Hiburan

Bagi Tugas, Jangan Ditelan Sekaligus: Tips Semangat di Hari Hujan

13 Oktober 2025 06:53
Next Post

Tana Tidung Luncurkan ATM Beasiswa “KTT Pintar”, Dorong Akses Pendidikan Lebih Mudah dan Transparan

Semangat Kebersamaan Warnai Finish Tour de’ Jakarta–IKN 2025 di Nusantara

Erwansyah Pimpin DMI Tarakan Utara 2025-2030, Fokus Kemakmuran Masjid dan SDM

Erwansyah Pimpin DMI Tarakan Utara 2025-2030, Fokus Kemakmuran Masjid dan SDM

Discussion about this post

Ikuti Kami

Ikuti Kami
  • UPACARA, BURUNG-BURUNG, DAN PERCAKAPAN DI BAWAH BENDERA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPRD Kaltara Umumkan 14 Calon KPID, Fit and Proper Test Dijadwalkan 15-16 Desember 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tana Tidung Luncurkan ATM Beasiswa “KTT Pintar”, Dorong Akses Pendidikan Lebih Mudah dan Transparan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Burung Kuau Raja Muncul di Hutan Lindung Sungai Lesan, Pertanda Ekosistem Masih Terjaga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mawar Kalahkah Asoka di Turnamen Tenis Desi & Salman Cup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Fokus Borneo

Ikuti Kami

Rubrik

  • Advetorial
  • Daerah
  • Derap Nusantara
  • Ekonomi
  • Energi
  • Fokus
  • Hiburan
  • IKN
  • KPH Tarakan
  • Kriminal
  • Kuliner
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Opini
  • Otomotif
  • Parlemen
  • Pemkab Bulungan
  • Pemkab Malinau
  • Pemkab Nunukan
  • Pemkab Tana Tidung
  • Pemkot Balikpapan
  • Pemkot Tarakan
  • Pemprov Kaltara
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sosial Budaya
  • TNI Polri
  • Travel
  • Video

Recent News

Peringati Hari Jadi DWP ke-26: IKN Bangun Generasi Sehat dan Cerdas Sejak Usia Dini melalui Edukasi PHBS dan Literasi Buku

27 November 2025 20:51

Jaga Kondusivitas, Tim Patroli Batalyon B Pelopor Sasar Titik Rawan di Samarinda

27 November 2025 20:14
  • About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 PT KITA MEDIA GROUP

error: Content is protected !!
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • KPH Tarakan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Sosial Budaya
  • Travel
    • Kuliner
  • Energi
  • Hiburan
  • Opini

© 2025 PT KITA MEDIA GROUP