TANJUNG SELOR – Upaya pemberantasan narkotika di Kalimantan Utara dihadapkan pada modus baru yang semakin rumit. Jika sebelumnya pengedar kerap memakai kemasan teh China, kini ditemukan dugaan pemanfaatan kemasan buah durian untuk menyelundupkan barang haram tersebut.
Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto menyebutkan, pelaku kejahatan narkoba terus memutar otak untuk menghindari deteksi aparat. Perubahan taktik ini dinilai sebagai bentuk adaptasi terhadap sistem pengawasan yang semakin ketat di wilayah perbatasan.
“Mereka terus mencari celah. Modus lama mulai terbaca, jadi sekarang kita temukan pola baru yang tidak biasa, seperti kemasan durian,” jelas Kapolda kepada wartawan, Senin (28/7/2025).
Informasi awal menyebutkan, narkoba tersebut diduga kuat dikirim dari negara tetangga Malaysia. Pemilihan kemasan unik ini diduga untuk mengecoh aparat di pintu-pintu masuk lintas batas.
Kapolda juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam deteksi dini. Ia meminta warga untuk tidak lengah, terlebih saat menerima barang atau paket dengan kemasan yang tidak wajar.
“Kalau terima paket, apalagi bentuknya menyerupai buah atau makanan, perlu kita waspadai. Bisa jadi ada sesuatu di dalamnya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi BNNP Kalimantan Utara, Tulus menjelaskan analisis mendalam sedang dilakukan terhadap temuan ini. Pihaknya akan menelusuri asal-muasal narkoba melalui uji laboratorium forensik.
“Kami akan bawa sampel ke Puslabfor. Dari situ akan terlihat rute dan titik awal barang itu masuk. Ini penting untuk bongkar jaringannya,” katanya.
Tulus juga menekankan pola peredaran narkoba saat ini sudah lintas negara dan kian kompleks. Karena itu, koordinasi antarinstansi dan peningkatan deteksi di lapangan menjadi sangat penting.
“Perang melawan narkoba bukan cuma tugas polisi atau BNN. Semua elemen masyarakat harus terlibat agar daerah kita tidak dijadikan jalur bebas narkotika,” tandasnya. (*/rn).