NUNUKAN – “Sungguh, Tuhan hanya memberikan hidup satu kepada ku. Tidak ada manusia yang memiliki hidup dua. Atau hidup tiga… Jikalau aku misalnya diberikan dua hidup oleh Tuhan pun aku persembahkan untuk pembangunan tanah air dan bangsa.”
Potongan Kalimat diatas adalah pidato Ir Soekarno. Bapak bangsa dan Proklamator Indonesia. Pidato itu selalu diperdengarkan dalam setiap acara PDI Perjuangan.
Pun di Nunukan. Minggu 23 Juni lalu. Ditengah rintik hujan di pagi yang dingin. Seluruh peserta Jalan Santai menyambut Bulan Bung Karno menundukan kepala.

“Mari kita semua menunduk sejenak. Sambil mengenang perjuangan Bapak Bangsa Bung Karno. Seraya mendoakan agar arwah beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Dan kita semua disini dapat mewujudkan cita-citanya,” ujar Sadam Husein, kader muda PDI Perjuangan Kabupaten Nunukan.



Lantas terdengar syahdu lagu Putra Sang Fajar. Suasana semakin hening. Ratusan orang pasti sedang membayangkang betapa berat perjuangan Bung Karno memerdekakan bangsa ini dari Penjajahan.
Ditengah keheningan. Sadam memekikkan salam kemerdekaan. “Merdeka. Merdeka. Merdeka,” teriaknya.

Pagi itu. Nunukan memang sedang diguyur hujan. Panggung yang telah berdiri sejak sore, basah terkena percikan air. Namun, menjelang pagi peserta jalan santai tetap berkumpul di Tanah Merah.
Mereka menunggu Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Anggota DPR RI Dapil Kaltara Deddy Sitorus dan Irwan Sabri, Bupati Nunukan. Tak lama kemudian bendera start dikibarkan. Tanda jalan santai dimulai. Mereka menyusuri jalan-jalan protokol. Hingga finis di depan Alun-alun.
Sebelum pembagian doorprize Deddy Sitorus berorasi. Ia menyampaikan mengapa bulan Juni selalu istimewa bagi PDI Perjuangan.
“Pancasila lahir 1 Juni. Bung Karno lahir 6 Juni dan wafat 21 Juni. Makanya bagi kami PDI Perjuangan, Juni adalah bulan yang sakral. Dan harus selalu dikenang sampai kapan pun,” kata Deddy berapi-api.
Karena itulah, PDI Perjuangan mewajibkan kadernya untuk menggelar berbagai acara mengenang Bung Karno.
Nunukan memilih jalan santai. Sedangkan acara puncak dilaksanakan DPD PDI Perjuangan Kaltara di Tanjung Selor.
Deddy Sitorus dan rombongan pun bergegas ke Ibu Kota Kaltara. Disana pukul 16.00 telah diagendakan upacara Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Tanjung Harapan.
Bung Karno memang tidak dimakamkan di TMP Tanjung Harapan. Namun, di TMP itu terbaring jasad para pahlawan Kaltara. Yang jasanya juga harus dikenang.
Sore itu berbaris kader-kader PDI Perjuangan. Mereka adalah para pengurus DPD, DPC, Fraksi DPRD Provinsi, Kabupaten dan sejumlah Satgas.
Deddy Sitorus didaulat sebagai Inspektur Upacara. Dan Komandan Upacara Ketua DPD PDI Perjuangan Albertus Baya.
Sederhana namun sarat makna. “Mari kita menundukan kepala sejenak untuk mengenang perjuangan para pahlawan di Taman Makam Pahlawan ini serta perjuangan Bung Karno. Semoga kita semua dapat mewarisi api perjuangan mereka,” ujar Deddy lirih.
Upacara ditutup dengan tabur bunga. Satu persatu kader banteng mendatangi pusara. Mereka menabur bunga seraya berdoa. Agar perjuangan mereka mendapat ganjaran Tuhan Yang Maha Esa.
Perayaan puncak Bulan Bung Karno di Kaltara ditutup dengan bhakti sosial. Rombongan mengunjungi SLB Kepastoran.
Di seklolah sekaligus asrama bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini kader-kader PDI Perjuangan disajikan tarian batak. Mereka menari dengan lincah. Seperti ingin menunjukkan bahwa mereka juga bisa berprestasi.
Seperti kata Bung Karno: “Maka aku minta kepada kalian sekalian bersama-sama mengabdi kepada tanah air dan bangsa. Inilah amanat ku kepada mu sekalin.”(pai)