NUSANTARA – Sebagai bagian dari rangkaian Kongres Diaspora Indonesia ke-8, digelar sesi spesial Ngobrol Santai bersama I Nyoman Nuarta, maestro yang juga merupakan perancang Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN). Acara yang berlangsung pada Kamis (31/07/2025) di Istana Garuda ini menghadirkan para perwakilan diaspora dari lima benua untuk menyelami secara langsung nilai-nilai arsitektur, sejarah, dan masa depan IKN sebagai simbol baru peradaban Indonesia yang inklusif dan mendunia.
Sebelum sesi dialog berlangsung, para peserta kongres mengikuti tur yang meliputi Istana Negara dan Istana Garuda. Tur ini dipandu langsung oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, yang menjelaskan fungsi, filosofi, serta elemen simbolik dari berbagai fasad arsitektur di kedua istana tersebut.
Dalam sesi Ngobrol Santai, I Nyoman Nuarta membagikan proses di balik rancangan Istana Garuda, mulai dari pemilihan material, pendekatan desain yang inklusif, hingga filosofi penamaan istana.
“Indonesia memiliki ribuan suku bangsa dengan keragaman budaya yang luar biasa. Jika hanya satu atau dua suku yang ditonjolkan, dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Karena itu, dipilihlah Garuda, lambang negara yang telah diterima sebagai simbol pemersatu bangsa,” ujar Nyoman.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, mengajak seluruh diaspora untuk turut membantu menyebarkan fakta terkini tentang IKN.
“Bapak-Ibu sekalian, kami mohon bantuannya untuk menyebarkan informasi yang benar tentang IKN ke lima benua. Saat ini, masih banyak informasi yang keliru beredar di masyarakat. Kami berharap pada kongres berikutnya, dalam 2–3 tahun ke depan, Bapak-Ibu bisa kembali ke IKN dan menyaksikan kemajuan pembangunan yang signifikan,” ungkap Basuki.
Salah satu anggota diaspora Indonesia, Evi Yuliana Siregar yang bekerja sebagai dosen dan peneliti di Meksiko, mengungkapkan rasa bangga dan harunya saat menyaksikan langsung kemajuan pembangunan Ibu Kota Nusantara.
“Bagaikan mimpi bisa melihat betapa luar biasa majunya pembangunan di IKN dan menikmati hasil karya anak bangsa Indonesia. Kami siap mendukung IKN di negara masing-masing kami berada,” ujar Evi penuh semangat saat memberikan testimoni di Istana Garuda.
Dengan menyatukan narasi arsitektur, seni, dan semangat kebangsaan, sesi ini memperkuat posisi IKN sebagai panggung global untuk diplomasi budaya dan keterlibatan diaspora. Para peserta tidak hanya diajak menyaksikan langsung kemegahan dan filosofi di balik Istana Garuda, tetapi juga digandeng menjadi juru bicara pembangunan Indonesia ke dunia internasional. Ke depan, IKN diharapkan menjadi ruang dialog yang terus hidup, di mana karya anak bangsa, dukungan diaspora, dan nilai-nilai kebhinekaan menjelma menjadi wajah baru Indonesia yang berdaulat, modern, dan membanggakan di mata dunia.
——
Humas Otorita Ibu Kota Nusantara