TARAKAN – UPT Kawasan Sains dan Teknologi Universitas Borneo Tarakan (UBT) menggelar Business Matching “Upgrading Produk Riset Inovasi Menuju Produk Siap Komersialisasi” di ruang pertemuan Hotel Tarakan Plaza, Sabtu (26/11/22).
Kepala UPT Kawasan Sains dan Teknologi UBT Dr. Heppi Iromo, S. Pi, M. Si mengatakan business matching sebagai upaya untuk mewadahi para start up dan inventor yang memiliki produk dengan mitra atau calon investor. Melalui ini, diharapkan bisa matching antara inventor dengan investor.
“Jadi mereka bisa matching, ini yang dibutuhkan oleh mitra misalnya atau sebaliknya. Inventor itu butuh mitra, jadi inventor tanpa mitra itu tidak bisa berkembang, akan ada hanya sekitar kampus saja,” kata Heppi dalam sambutannya.
Makanya dalam business macthing ini, UPT Kawasan Sains dan Teknologi menghadirkan 6 inventor yang sudah memiliki produk dari hasil seleksi riset inovasi di UBT.
“6 inventor itu, 1 dari bidang pertanian, 4 dari bidang perikanan dan 1 bidang teknik. Ini selalu setiap tahun kita evaluasi bidangnya,” ujar Heppi.

Business Matching UPT. Kawasan Sains dan Teknologi UBT. Foto : Fokusborneo.com
Diharapkan tahun 2023 bisa lebih besar lagi. Tidak hanya diperuntukan bagi dosen tetapi juga start up tingkat mahasiswa.
“Supaya dalam business matching ini mereka bisa mempublikasikan apa sih hasil mereka, apa kerja mereka dan mudahan ini sesuai dengan rencana kita,” pungkas Heppi.
Selain inventor, business matching juga menghadirkan narasumber dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Tarakan, LPPOM MUI Provinsi Kalimantan Utara, dan kreator konten, Daeng Rukka.
“Jadi narasumber kita datangkan ini untuk memperkuat wawasan kita terutama untuk inventor,” jelas Heppi.

Wakil Rektor 3 UBT Dr. Djaya Bakri membuka Business Matching UPT Kawasan Sains dan Teknologi UBT. Foto : Fokusborneo.com
Sementara itu, Wakil Rektor 3 UBT Dr. Ir. M. Djaya Bakri, S.T., M.T berharap supaya penemuan produk dari inventor dari UBT bisa dikembangkan secara massal dan bernilai ekonomi serta dampaknya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan UPT Kawasan Sains dan Teknologi ini sejalan dengan visi misi UBT. Dimana visi misi UBT disebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan itu berbasis riset.
“Itu untuk menunjang pembangunan, potensi kawasan perbatasan dan sumber daya laut yang berkelanjutan. Jadi apa yang dilakukan UPT Kawasan Sains dan Teknologi beberapa tahun terakhir ini, itu sudah sejalan dengan visi misi kita,” ucap Djaya Bakri.
Misi UBT, selain menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berstandar nasional dan berorientasi kewirausahaan, juga mengedepankan riset dengan berfokus kepada potensi pengembangan kawasan perbatasan dan sumber daya berkelanjutan.

Business Matching UPT. Kawasan Sains dan Teknologi UBT. Foto : Fokusborneo.com
“Selalu alasan klasik kita keterbatasan dana. Tetapi selama 6 tahun terakhir keberadaan UPT Kawasan Sains dan Teknologi, bisa melakukan itu dengan menarik anggaran dari Kementerian,” beber Djaya Bakri.
UBT berharap, kedepannya pengembangan inventor bisa semakin meningkat lagi. Memang keterbatasan anggaran ini menjadi tantangan bagi UBT.
“Di satu sisi memang ada dana-dana semacam pengembangan riset itu yang berasal dari Kemendikbudristek sendiri maupun dari BRIN. Dan kita berharap adanya BRIN ini bisa mengalokasikan dana-dana lebih besar lagi seperti sebelum-sebelumnya,” tutup Djaya Bakri.(Mt)