TARAKAN, Fokusborneo.com – Fakultas Teknik, khususnya Jurusan Teknik Elektro, Universitas Borneo Tarakan (UBT), mengambil langkah maju dalam memperkuat sinergi antara akademisi dan pemerintah daerah.
Rencana kolaborasi strategis dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda dan Litbang) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) ditindaklanjuti melalui pertemuan resmi yang berlangsung, Rabu (10/12/25).
Pertemuan penting ini, dilaksanakan di Ruang Rapat Pantai Amal, Lantai 4 Gedung PUPR Provinsi, Kantor Bappeda dan Litbang Provinsi Kaltara, membahas peluang kolaborasi, penguatan roadmap penelitian, dan penyelarasan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang berfokus pada isu prioritas daerah, terutama di sektor energi.
Ketua Jurusan Teknik Elektro UBT, Dr. Ir. Patria Julianto, S.T., M.T., IPM, mengungkapkan kolaborasi ini adalah langkah konkret untuk menindaklanjuti misi ketiga Kurikulum Teknik Elektro 2025-2030, yaitu menjalin sinergitas dengan industri dan pemerintah.
“Ini langkah awal kami untuk menindaklanjuti misi yang ada dalam kurikulum, dengan mencoba berkolaborasi di awal ini dengan Provinsi Kaltara, dalam hal ini dengan Bapenda,” jelas Dr. Patria Julianto.
Fokus utama kolaborasi ini, menyelaraskan roadmap penelitian dosen dan jurusan dengan isu-isu dan permasalahan prioritas yang dihadapi daerah. Salah satu isu strategis yang diangkat adalah terkait transisi energi dan Net Zero Emission 2060, yang diintegrasikan ke dalam kurikulum dan mata kuliah.
“Kami mencoba suatu hal yang baru, dalam hal ini kita mencoba riset kami itu mengarah terkait dengan problem yang ada di daerah, sehingga kita berusaha memetakan apa problem dan prioritas daerah khususnya Kaltara yang bisa kami masukkan, khususnya energi,” tambahnya.
Beberapa isu riset yang telah dan akan dikaji UBT dan ditawarkan kepada Bapenda Kaltara meliputi wacana Interkoneksi Sistem Tenaga Listrik Kalimantan dengan menghubungkan sistem dari Tarakan, Bulungan, Tana Tidung, Malinau, hingga terhubung dengan Kalimantan Timur.
Selain itu, implementasi dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah perbatasan dan pesisir.
Menanggapi permasalahan umum yang dihadapi daerah terkait PLTS bantuan yang tidak terpelihara setelah terpasang, Dr. Patria Julianto menawarkan solusi berupa program berkelanjutan. Tujuannya adalah memastikan bantuan PLTS yang sudah dipasang bisa sustain dan panjang usianya.
“Kami menawarkan bagaimana kalau misalkan ada semacam monitoring dan pelatihan yang kita terus akan lakukan, baik itu nanti misalkan operator lokal daerah itu yang kita latih dan kita juga akan terus connect,” ujar Dr. Patria.

Kepala Bappeda dan Litbang Provinsi Kaltara, Bertius, S.Hut, menyambut baik inisiatif kolaborasi ini, melihatnya sebagai energi baru bagi pemerintah provinsi.
“Kami sangat ingin bersinergi terutama dengan dunia pendidikan atau akademisi yang ada di Provinsi Kaltara. Bagaimanapun perguruan tinggi di daerah setempat yang menjadi tempat paling dekat untuk kita bisa berdiskusi,” tutur Bertius.
Bertius menegaskan wilayah Kaltara memiliki banyak potensi, terutama berkaitan dengan EBT. Kehadiran Teknik Elektro UBT dilihat sebagai peluang besar untuk kerja sama dalam konteks riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kehadiran teman-teman itu nanti bisa saja menjadi salah satu potensi yang dimiliki Kaltara dalam konteks nanti bisa saja misalnya kita kerjasama dengan Jurusan Teknik Elektro untuk mengadakan pelatihan bagi operator di desa,” kata Bertius.
Pelatihan SDM lokal ini sangat penting untuk mengatasi kendala geografis dan biaya dalam pemeliharaan PLTS yang sering rusak. Dengan melatih tenaga teknis di desa, penanganan kerusakan dapat dilakukan lebih cepat dan efisien, tanpa perlu mendatangkan tenaga ahli dari kota.
Bertius berharap, kolaborasi ini dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki di dalam daerah, sehingga tidak perlu lagi mengandalkan ahli dari luar.
Kedua belah pihak sepakat akan menindaklanjuti pertemuan awal ini dengan menyusun skema kerja sama jangka pendek, menengah, dan panjang, termasuk peluang kolaborasi dalam proposal riset yang didanai Kemendikbudristek dan/atau anggaran daerah.(*/mt)



















Discussion about this post