SEBATIK, Fokusborneo.com – Di tengah tantangan geografis wilayah perbatasan Indonesia, sebuah gebrakan edukasi kesehatan diluncurkan untuk memastikan pondasi terbaik bagi anak bangsa.
Universitas Borneo Tarakan (UBT) membuktikan komitmennya dengan mengimplementasikan program inovatif Kampus ASI di Desa Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan.
Inisiatif ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan sebuah gerakan pemberdayaan yang bertujuan tunggal Mewujudkan Generasi Emas Indonesia melalui optimalisasi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
Kampus ASI yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jendral Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Sesuai Kontrak Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2025, dirancang sebagai pusat tripartit yang menguatkan para kader Posyandu ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat.
Tim pelaksana dari UBT, terdiri dari Reza Bintangdari Johan, M.Keb., Cici Ismuniar, M.Psi., Psikolog., dan Nur Pangesti Apriliyana, M.Pd., telah merancang tiga pilar utama pelatihan yaitu pertama penguasaan konsep menyusui dimana kader dibekali ilmu pengetahuan terbaru, mulai dari perawatan payudara, pijat oksitosin, hingga teknik menyusui yang benar.
Kedua, memberikan workshop Psychological Well-being. Ini adalah inovasi kunci, karena kader dilatih untuk tidak hanya fokus pada fisik, tetapi juga mental ibu menyusui.
Dengan pemahaman tentang kemandirian dan penerimaan diri, kader mampu memberikan dukungan emosional positif yang terbukti memperkuat keyakinan ibu pada kemampuan menyusuinya.
Ketiga atau terakhir, memberikan literasi media interaktif dengan kader diajarkan membuat media edukasi visual yang menarik menggunakan aplikasi seperti Canva. Tujuannya agar sosialisasi dan informasi ASI tidak lagi kaku, tetapi mudah diserap masyarakat perbatasan.
Penguatan komitmen juga disampaikan tenaga medis lokal Sarini selaku Konselor ASI dan Bidan Puskesmas Sungai Nyamuk
“Besar harapan saya setiap tahunnya ada peningkatan ASI eksklusif dan terima kasih Universitas Borneo Tarakan dan tim Kampus ASI dalam pembentukan kampus ASI ini,” ujarnya.

Dampak pelatihan yang diberikan UBT dirasakan langsung para kader. Nurlina, salah satu kader Posyandu Desa Sungai Nyamuk, mengungkapkan pengalamannya.
“Saya merasakan bahwa ini pengalaman baru yang terjadi di Desa Sungai Nyamuk apalagi pelosok perbatasan, saya mendapatkan banyak sekali pengalaman dan pembelajaran, kemudian diaplikasikan di masyarakat dan Posyandu. Saya mendapatkan pengalaman baru juga hanya tahun ini saya mendapatkan terkait pijat oksitosin, perawatan payudara, dan cara menyusui yang benar itu di Kampus ASI ini saja,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Sungai Nyamuk, Zulkifli, S.I. Kom. Ia berharap edukasi diberikan kepada para kader posyandu bisa membawa manfaat.
”Kami dari desa Sungai Nyamuk berterima kasih atas edukasi-edukasi yang diberikan kepada kader-kader kami, hingga dapat diaplikasikan untuk masyarakat. Kami berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan,” pesannya.
Kehadiran Kampus ASI ini disambut antusias otoritas kesehatan setempat. Hal itu disampaikan Kepala UPTD Puskesmas Sungai Nyamuk, Muhammad Akbar, S.Farm., APT.
“Kami sangat mengapresiasi program Universitas Borneo Tarakan ini. Kampus ASI menjadi pusat edukasi, penyuluhan, dan informasi vital bagi kader tentang bagaimana menghadapi generasi ke depan, Generasi Emas, yakni dengan sasaran khusus kehamilan dan bagaimana cara menyusui dengan baik dan benar,” tegas Muhammad Akbar.
Melalui inovasi Kampus ASI ini, Universitas Borneo Tarakan tidak hanya menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga secara nyata berkontribusi dalam membangun fondasi kesehatan dan kecerdasan anak-anak di wilayah perbatasan, selaras dengan cita-cita mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.(**)






















Discussion about this post