TARAKAN – Menyerap aspirasi masyarakat, Anggota DPRD Kota Tarakan Idoeliansyah Sabran menggelar reses di daerah pemilihannya di Kecamatan Tarakan Tengah. Kali ini, reses anggota DPRD Kota Tarakan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dilaksanakan di Kelurahan Selumit Pantai.
Reses yang mengundang nelayan ini, dilakukan disalah satu rumah warga di RT 13 Kelurahan Selumit Pantai, Kecamatan Tarakan Tengah, Rabu (17/3/21) malam.

Pria yang juga menjabat sebagai anggota Komisi 2 DPRD Kota Tarakan mengatakan ada beberapa keluhan yang disampaikan nelayan, salah satunya keberadaan ponton batu bara yang berada dilaut. Keberadaan ponton tersebut, sangat mengganggu alat tangkap nelayan. Makanya diperlukan sinergi antara pemerintah Kota Tarakan dengan pemerintah Provinsi Kaltara untuk membuat kebijakan, agar ponton yang ada tidak mengganggu alat tangkap nelayan.



“Ini yang diminta nelayan ada kebijakan yang dibuat pemerintah terkait batasan-batasan agar ponton-ponton ini tidak menganggu alat tangkap mereka. Ini penting makanya harus ada kerjasama antara pemerintah Kota dan pemerintah Provinsi, karena ponton-ponton itu kan tidak hanya melewati wilayah yang berada di administrasinya Kota Tarakan tetapi ada juga yang melewati administrasi Bulungan dan Nunukan,” kata Idoeliansyah.
Keluhan lainnya dijelaskan Idoeliansyah, masalah jembatan yang difungsikan untuk menurunkan alat tangkap nelayan supaya tidak jatuh kelumpur. Warga mengusulkan supaya jembatan tersebut dibangun di RT 13 dan RT 9 Kelurahan Selumit Pantai.

“Selama ini mereka melewati lumpur-lumpur. Kalau sudah jatuh mesinnya ke lumpur, alat tangkap mereka tidak bisa digunakan rusak. Jembatan ini buka jembatan yang biasa dilewati masyarakat, tapi difungsikan untuk menurunkan alat tangkap mereka dari darat menuju tambatan perahu makanya jembatan ini yang dibutuhkan,” ujar politisi PKS.

Usulan lainnya disampaikan Idoeliansyah, lampu penerangan di tambat perahu yang berada di sungai-sungai untuk keamanan. Makanya penerangan lampu sangat dibutuhkan nelayan supaya mesin perahu nelayan tidak hilang.
“Kalau mesin mereka sudah ditaruh di perahu, mereka harus menjaga karena tidak ada penerangan lampu. Kalau ada lampu mereka merasa aman,” beber Idoeliansyah.
Ditambahkan Idoeliansyah, nelayan ini juga perlu diberikan advokasi khususnya terkait bantuan. Sehingga nelayan mengetahui setiap ada bantuan dan cara mengurusnya.
“Keluhan para nelayan ini nanti akan saya sampai ke DPRD dan pemerintah untuk ditindaklanjutin,” tutup Idoeliansyah.(Wic)