TARAKAN -Â Komisi 2 DPRD Kota Tarakan mendorong bahasa Tidung masuk dalam kurikulum muatan lokal di Sekolah Dasar (SD). Komisi 2 mendorong, supaya muatan lokal bahasa Tidung tersebut segera diterapkan.
Hal itu disampai saat rapat dengar pendapat antara Komisi 2 dengan Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarpusda), pegiat literasi dan beberapa pihak lainnya di ruang rapat Kantor DPRD Kota Tarakan, Selasa (19/7/22).
Ketua Komisi 2 DPRD Kota Tarakan Muhammad Yusuf mengatakan bahwa bahasa daerah merupakan salah satu bentuk bahasa pengikut dan juga bahasa intra etnis. Selain itu bahasa daerah juga menjadi bahasa pendukung bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.
“Kalau kita melihat bahwa keberadaan bahasa itu adalah pemersatu dalam kehidupan kemasyarakatan. Salah satu hal yang perlu kita cermati adalah bagaimana bahasa daerah itu bisa menjadi muatan lokal di sekolah,” kata Muhammad Yusuf saat diwawancarai Fokusborneo.com.
Yusuf Middu sapaan akrap Muhammad Yusuf menjelaskan hal perlu disadari bersama bahwa, salah satu yang paling mendasar keberlangsungan dari pada bahasa sebagai budaya bangsa. Ini yang menjadi alasan DPRD khususnya Komisi 2 mendukung bahasa Tidung masuk dalam kurikulum muatan lokal.


“Jadi dengan bahasa lokal itu, terjadi interaksi semua komponen masyarakat yang ada di Kota ini. Kebetulan di daerah ini kan bahasa lokalnya bahasa Tidung. Di sisi lain, bagaimana keberlanjutan bahasa ini untuk anak-cucu kedepan, karena kalau ini tidak terperhatikan ini menjadi masalah dikemudian hari,” jelas Yusuf Middu.
Yusuf Middu menambahkan bahwa bahasa Tidung punya potensi dan peluang untuk dijadikan muatan lokal di sekolah-sekolah paling tidak di tingkat SD. Di sisi lain banyak hal yang bisa dijadikan sebagai edukasi misalnya seperti nama-nama jalan di Kota.
“Kalau di Kota lain itu kan ada nama jalan tapi ada bahasa daerah yang ada dibawah nama itu. Mudah-mudahan ini bisa menjadi perhatian kita bersama, sehingga ini bisa terlaksana dengan baik,” pungkas politisi Partai Nasdem.
Yusuf Middu berharap kurikulum muatan lokal bahasa Tidung ini bisa secepatnya terapkan. Supaya edukasi kepada anak-anak usia dini bisa dimaksimalkan.
“Jadi bahasa Tidung itu bukan hanya untuk suku Tidung, tapi semua komponen yang tinggal di Kota ini bisa memahami, misalnya ketika dipelajari di sekolah kan semua siswa yang ada di sekolah itu mengetahui,” tutup Yusuf Middu.(Mt)