TANJUNG SELOR – Menindaklanjuti hasil rapat dengar pendapat bersama TPID, Ketua bersama anggota DPRD Provinsi Kaltara melakukan sidak harga sembako di Pasar Induk Tanjung Selor, Selasa (20/9/22).
Didampingi Kepala Dinas Perindagkop Provinsi Kaltara Hasriyani, sidak tersebut dilakukan untuk melihat secara langsung harga dan situasi pasar serta mencari penyebab inflasi yang terjadi di Tanjung Selor.
Usai melakukan sidak, Ketua DPRD Provinsi Kaltara Albertus Stefanus Marianus, ST menyampaikan pendapatnya.

“Tujuan kita kesini adalah hanya mencari informasi yang real, apa yg menyebabkan inflasi di kota Tanjung selor mencapai angka 7,2%. Dan salah satu awalnya adalah mengetahui harga-harga bahan pokok di pasar,” kata Albert sapaan akrap Albertus Stefanus Marianus.
Dari hasil penusuran dan informasi pedagang di pasar ditemukan, bahwa harganya sangat fluktuasi dikarenakan distributor yang berbeda-beda. Sehingga harga yang diberikan juga berbeda-beda.


“Contohnya tadi seperti telur, beberapa ada yang langsung mengambil dari kandang, nah harganya jadi lebih murah. Ini yang perlu kita koordinasikan, supaya teman-teman yang bagian operasi pasar bisa mengidentifikasi informasi sekecil informasi apapun itu,” ujar politisi PDIP.
Informasi tersebut, kemudian dilakukan proses tracking untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut. Kesimpulan akhirnya ternyata soal transportasi.
“Nah itu tinggal bagaimana kita dan pemerintah, perlu tidak melakukan subsidi khusus untuk transportasinya, yang mengangkut 9 bahan pokok. Selain itu juga selalu memprioritaskan produk dalam negeri, kita harus mencintai produk kita sendiri,†pesan Albert.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindagkop menyatakan komitmennya untuk tetap terus melakukan pengawasan.
Usai melakukan sidak ke pasar induk, rombongan bergerak menuju SPBU yang terletak di Sengkawit untuk memantau stok BBM. Selanjutnya akan direncanakan untuk melakukan koordinasi bersama pihak-pihak terkait.(Hms)