TARAKAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT. Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan Fuel Terminal Tarakan, Minggu (6/4/25).
Rapat ini membahas permasalahan yang tengah menjadi sorotan masyarakat, yakni dugaan kualitas buruk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite yang disinyalir menyebabkan kerusakan pada sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat.
Menanggapi keluhan konsumen yang ramai diperbincangkan, Manager Fuel Terminal Tarakan PT. Pertamina Patra Niaga, Steven Pattwael, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah cepat untuk merespons aduan tersebut.
“Terkait permasalahan tersebut dari kami Pertamina menindaklanjuti keluhan yang ada di konsumen, kita bergerak cepat untuk sampel-sampel yang ada di bengkel akan kita tindak lanjuti, akan kita cek dulu sebenarnya apa yang membuat kendaraan-kendaraan ini low mesin,” ujarnya dalam RDP.
Sebagai langkah awal, Pertamina telah melakukan uji sampel BBM di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berlokasi di Jalan Mulawarman, Kota Tarakan, menyusul informasi mengenai sejumlah kendaraan yang mengalami kendala mesin setelah mengisi Pertalite di SPBU tersebut.
Pihaknya menegaskan bahwa seluruh lembaga penyalur Pertamina telah melalui proses pemeriksaan kualitas dan kuantitas (QQ) serta quality control (QC). Steven Pattwael juga menambahkan bahwa Pertamina secara rutin mengingatkan para mitra SPBU untuk menjaga kualitas pelayanan serta melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala.
“Kalau SPBU dari awal dibuka di awal kontrak sudah saya ingatkan, untuk selalu menjaga sarpras tetap maksimal,” ungkapnya.
Pihaknya juga menjelaskan adanya checklist perawatan sarana dan prasarana serta kebijakan peremajaan mobil tangki setiap 10 tahun.
Lebih lanjut, Sales Branch Manager PT. Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tarakan, Ferdy Kurniawan, menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan pendataan lebih mendalam terkait jumlah kendaraan yang terdampak dan spesifikasi kendaraan tersebut.
Terkait wacana pembukaan bengkel sebagai langkah antisipasi, Ferdy Kurniawan menyampaikan bahwa rencana tersebut akan segera terealisasi sebagai bentuk tanggung jawab Pertamina kepada konsumen, mencontohkan layanan bengkel gratis yang sebelumnya telah dibuka di Kalimantan Timur.
“Kami akan melakukan pengecekan lebih dalam terhadap jumlah kendaraan yang terdampak dari pengisian BBM di SPBU serta secara detail spesifikasi kendaraan juga akan didata,” ujarnya.
Hasil dari RDP tersebut menghasilkan beberapa poin kesepakatan, antara lain:
 * Pertamina menyatakan selalu menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penjualan BBM di Kota Tarakan.
 * Pemeriksaan kualitas BBM yang dilakukan Pertamina Tarakan saat ini terbatas pada uji laboratorium sederhana berupa uji warna, sementara sampel untuk pengujian lebih lanjut dikirim ke laboratorium independen.
 * Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan mendorong Pertamina untuk mempercepat proses uji laboratorium.
 * Ombudsman saat ini tengah menyusun draf surat kepada stakeholder terkait dampak BBM terhadap masyarakat.
 * DPRD dan Pemkot Tarakan mendorong Pertamina untuk membuka layanan pengaduan konsumen dan mendirikan bengkel di Kota Tarakan.
 * Perlunya pembentukan organisasi seperti Satuan Tugas (Satgas) BBM di Kota Tarakan untuk menangani permasalahan serupa.
 * Sambil menunggu hasil laboratorium, Pertamina diwajibkan untuk meningkatkan pengawasan terhadap SPBU.
 * Hasil rapat ini akan disampaikan kepada Dewan Direksi Pertamina.
 * Pihak Pertamina akan membuka pelayanan bengkel gratis bagi masyarakat Kota Tarakan yang kendaraannya mengalami kerusakan akibat dugaan BBM berkualitas buruk.
RDP ini diharapkan menjadi langkah awal penyelesaian permasalahan dugaan kualitas BBM Pertalite yang meresahkan masyarakat Tarakan dan memberikan kepastian kepada konsumen.(**)
