TARAKAN – Bulan Juni senantiasa menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Bagi PDIP, bulan Juni dikenal sebagai Bulan Bung Karno, peringatan ini, merayakan tiga tonggak sejarah krusial yang membentuk fondasi negara yaitu 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, 6 Juni sebagai Hari Lahir Ir. Soekarno, dan 21 Juni sebagai Hari Wafat Proklamator Bangsa.
Ketua DPC PDIP Kota Tarakan, Edi Patanan, menjelaskan Bulan Bung Karno tahun ini yang mengusung tema “Setialah kepada Sumbermu” dengan sub-tema “Kekuatan Kita Harus Tetap Bersumber kepada Kekuatan Rakyat”. Hal ini menegaskan kembali semangat kerakyatan yang menjadi inti perjuangan Bung Karno.

“Bulan Bung Karno adalah momentum refleksi sejarah dan ideologi bangsa. Ini adalah waktu untuk kita merenungkan kembali gagasan-gagasan besar dari Bapak Proklamator,” ujar Edi Patanan, Sabtu (21/6/25).



Ia menekankan gagasan utama Presiden Soekarno yang menekankan pentingnya kemandirian dan kedaulatan bangsa Indonesia adalah relevan hingga saat ini.
Edi Patanan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Tarakan menyampaikan Soekarno menyarikan prinsip ini dalam konsep Trisakti yaitu berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berprikebadian dalam kebudayaan

“Ketiga aspek ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan untuk mencapai kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia,” tegas Edi Patanan.
Seluruh kader PDIP Perjuangan, mulai dari tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) hingga anak ranting, diwajibkan untuk memperingati Bulan Bung Karno dengan mendengarkan aspirasi masyarakat, turun langsung ke tengah-tengah rakyat, dan melakukan kegiatan positif.
Termasuk Anggota DPR RI, DPRD provinsi kabupaten/kota, dan kepala daerah dari PDIP juga diinstruksikan untuk terlibat aktif.
“Ini adalah instruksi dari DPP yang harus kami laksanakan. PDIP Perjuangan selalu turun ke masyarakat dan bergotong-royong bersama kader-kader untuk membantu masyarakat yang dalam kesusahan,” ungkapnya.
Peringatan Bulan Bung Karno, sebut Edi menjadi momentum penting untuk memperkuat struktural partai dan menanamkan nilai-nilai nasionalisme, gotong royong, serta semangat kebangsaan.
“Ini bukan sekadar perayaan simbolik, melainkan gerakan ideologis dan kebudayaan yang membumi,” jelas Edi Patanan.
Menurutnya, di tengah gelombang tantangan globalisasi dan krisis identitas bangsa, nilai-nilai luhur yang diajarkan Bung Karno semakin relevan untuk dihayati dan diterapkan.
“Ajaran Bung Karno sangat krusial karena ia menawarkan bentuk nasionalisme yang nyata, bukan sekadar simbolis belaka,” ujar Edi.
Bulan Bung Karno, yang diperingati setiap tahun, kata Edi diharapkan tidak hanya menjangkau kalangan politisi atau simpatisan partai, tetapi juga seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Momen ini adalah kesempatan emas untuk mengedukasi bangsa, khususnya generasi muda, agar senantiasa terhubung dengan akar sejarah dan nilai-nilai luhur yang membentuk identitas bangsa.
“Mari jadikan refleksi atas perjuangan Bung Karno sebagai kompas moral kita dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan,” tutupnya.(Mt)