Menu

Mode Gelap

Politik

Muswil PKS Kaltara Pakai Sistem Pemilihan Unik, Kader Pelopor Penentu Pengurus


					Ketua DPW PKS Provinsi Kaltara, Muhammad Nasir. Foto: ist Perbesar

Ketua DPW PKS Provinsi Kaltara, Muhammad Nasir. Foto: ist

TARAKAN – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) bersiap menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) dengan mengusung sistem pemilihan pengurus yang disebut-sebut berbeda dari partai politik lain.

Hal ini diungkapkan Ketua DPW PKS Provinsi Kaltara, Muhammad Nasir, Sabtu (21/6/25). Ia menjelaskan bahwa sistem ini akan segera disosialisasikan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS dalam waktu dekat.

Menurut Nasir, salah satu ciri khas sistem ini adalah keterlibatan langsung anggota PKS di jenjang pelopor dalam menentukan calon pengurus.

width"250"

“Anggota PKS jenjang pelopor, yang jumlahnya lebih dari 160 orang, akan memilih 8 orang di tingkat kabupaten dan 8 orang di tingkat provinsi untuk menjadi bagian dari Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) dan Dewan Pimpinan Tingkat Daerah (DPTD),” jelas Nasir.

width"400"
width"450"
width"400"

8 nama terpilih dari hasil pemilihan kader pelopor ini, akan langsung diserahkan ke DPP melalui aplikasi khusus. “Dari 8 orang itu kemudian digodok siapa nanti menjadi ketua DPW-nya, siapa yang menjadi sekretarisnya, bendahara, kaderisasi, dan sebagainya,” tambah Nasir.

Mengenai indikator dalam penentuan pengurus, Nasir menyebutkan beberapa kriteria penting. Meskipun pemilihan 8 besar bergantung pada pilihan masing-masing kader, DPP akan memiliki pertimbangan tersendiri dalam menunjuk ketua dan jajaran pengurus lainnya.

width"300"

“Salah satu misalnya yang harus dimiliki adalah kapasitasnya, kemudian komunikasi politiknya, punya jaringannya,” papar Nasir.

Ia menekankan pentingnya seorang pemimpin PKS memiliki komunikasi yang baik tidak hanya di internal kader dan pengurus, tetapi juga dengan masyarakat dan partai politik lain.

Selain itu, ketokohan dan jejak rekam moralitas yang bagus juga menjadi perhatian utama. “Karena kita ini adalah partai PKS bukan semata-mata sebagai partai politik, tapi kita entitas sebuah pergerakan dakwah di masyarakat sehingga moralitas itu adalah sesuatu yang utama,” tegasnya.

Nasir juga menjelaskan proses pemilihan ini memastikan adanya regenerasi kepemimpinan dan menjunjung tinggi jenjang keanggotaan di PKS. “Boleh jadi adalah tokoh baru, bisa tokoh lama. Kalaupun ada tokoh lama yang masuk, tapi insyaallah di bawahnya nanti akan didukung oleh tokoh-tokoh baru,” ujarnya.

Ia menambahkan DPP akan melihat kembali apakah tokoh lama masih layak dilanjutkan atau perlu regenerasi, tergantung pada pilihan kader di bawah dan kriteria yang ditetapkan.

“Pada saat dipilih itu yang memilih itu punya kriteria, yang dipilih punya juga kriteria,” kata Nasir.

Ia menjelaskan bahwa yang berhak memilih adalah kader pelopor, sementara yang bisa dipilih di tingkat wilayah adalah minimal jenjang anggota utama, dan di tingkat kabupaten/kota adalah minimal jenjang anggota dewasa.

“Jadi tidak bisa itu kemudian orang-orang baru, walaupun dia tokoh, walaupun banyak uangnya, dan sebagainya, ujung-ujung langsung jadi pimpinan atau ketua PKS, enggak bisa. Karena memang ada jenjang ini penggantiannya. Nah, itu yang menjadi ciri khas dan pembeda PKS dengan partai lain,” pungkas Muhammad Nasir.(Mt)

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

PDIP Tarakan Rayakan Haul Bung Karno dengan Santuni Panti Asuhan

21 Juni 2025 - 21:04

Jaga Semangat Bung Karno Serukan Nasionalisme

21 Juni 2025 - 20:46

Merawat Warisan Bung Karno, Tanggung Jawab Bersama

21 Juni 2025 - 19:49

Bulan Bung Karno Momen Tonggak Sejarah dan Semangat Berdikari untuk Bangsa Negara

21 Juni 2025 - 16:40

PKS Kaltara Targetkan Pecah Telur di DPR RI pada Pemilu Mendatang

20 Juni 2025 - 21:00

Kunjungan Komisi I DPRD Tarakan Soal Sengketa Tanah Berakhir Ricuh, Warga Baku Hantam

20 Juni 2025 - 13:41

Trending di Parlemen