TARAKAN – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu lokasi pembangunan Sekolah Garuda, sebuah inisiatif ambisius Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk pemerataan akses pendidikan berkualitas.
Dalam kunjungannya ke Universitas Borneo Tarakan (UBT), Sabtu (12/7/25), Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof. Stella Christie secara langsung meminta partisipasi aktif UBT jika Kaltara terpilih menjadi lokasi sekolah unggulan tersebut.
Prof. Stella menekankan pentingnya memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh putra-putri terbaik bangsa, terutama yang berada di wilayah timur Indonesia. Rencana pemerintah adalah membangun 20 Sekolah Garuda baru yang tersebar di berbagai pelosok Tanah Air.
“Kita harus memberikan peluang akses bagi seluruh putra-putri Indonesia terbaik di seluruh pelosok Indonesia,” tegas Prof. Stella.
Ia menginginkan adanya Sekolah Menengah Atas (SMA) berkualitas tinggi yang berbeda dari konsep terpusat di Jawa sebelumnya.
Menurut Prof. Stella, talenta-talenta luar biasa tersebar di mana-mana, namun seringkali kesempatan untuk mengembangkannya tidak tersedia. Oleh karena itu, Kemendiktisaintek berkomitmen untuk menciptakan peluang tersebut, salah satunya melalui pembangunan Sekolah Garuda.
“Talenta itu ada di mana-mana, tetapi peluang tidak tercipta begitu saja, sehingga peluanglah yang harus diciptakan,” ujarnya.
Meskipun berjenjang SMA, Sekolah Garuda akan langsung berada di bawah penanganan Kemendiktisaintek, khususnya di bidang pendidikan tinggi.
Hal ini karena fokus utama sekolah ini adalah sains dan teknologi, serta program pra-universitas yang akan mempersiapkan siswanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Prof. Stella secara khusus menyoroti peran vital UBT jika Kaltara terpilih sebagai lokasi pembangunan salah satu Sekolah Garuda. “Kami pasti membutuhkan jika jadi terpilih di Kaltara menjadi lokasi dari sekolah Garuda baru ini, kami sangat membutuhkan bantuan dari UBT,” ungkapnya.
Kerja sama dengan UBT diharapkan mencakup berbagai aspek, mulai dari pembangunan infrastruktur awal, seperti kemungkinan penggunaan panel surya dengan dukungan dari Fakultas Teknik Elektro dan Teknik Mesin UBT, hingga seluruh kegiatan belajar mengajar.
Prof. Stella juga berharap kegiatan yang relevan dengan mahasiswa energi baru di UBT dapat diterapkan di Sekolah Garuda. “Senang sekali mendengar bahwa ternyata sudah ada mengenai gurunya, ini akan sangat membantu,” tambah Prof. Stella.
Riset-riset yang dilakukan para dosen UBT diharapkan juga dapat mendukung pembelajaran di Sekolah Garuda, sehingga siswa-siswanya bisa mendapatkan pengalaman yang mendekati suasana perkuliahan.
Sekolah Garuda akan menyediakan beasiswa penuh bagi 80% siswanya, dengan harapan para lulusan dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terbaik di dunia.
Prof. Stella berharap para dosen UBT dapat menjalin hubungan dengan siswa-siswa ini selama mereka bersekolah di Sekolah Garuda. Tujuannya agar siswa yang berhasil melanjutkan pendidikan di universitas-universitas dunia tetap dapat membuka hubungan antara UBT dengan institusi pendidikan tinggi tersebut, dan pada akhirnya, mereka akan kembali untuk berkontribusi di Kaltara.
Meskipun siswa Sekolah Garuda akan berasal dari seluruh Indonesia, prioritas akan diberikan kepada putra-putri terbaik Kaltara dan Kalimantan secara umum. Ini merupakan upaya untuk menjaring talenta berprestasi dari seluruh penjuru negeri.
“Kami sangat senang sekali ada UBT di sini, penting sekali peran UBT, dan kami harap ini akan terus-menerus kita berkelanjutan bekerja sama,” tutup Prof. Stella.
Sementara, Rektor UBT juga menyampaikan dukungan penuh UBT untuk program Sekolah Garuda. “Kami punya FKIP dengan berbagai macam jurusan. Jadi kita berkomitmen untuk menjadi penyumbang sumber daya manusia ke depan untuk pengembangan Sekolah Garuda ini,” tegas Prof. Yahya.(Mt)