TARAKAN, Fokusborneo.com – Di tengah gelombang desakan publik untuk menonaktifkan sejumlah anggota DPR RI, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Rahmat Sewa, pasang badan membela Deddy Yevri Sitorus.
Menurut Rahmat, Deddy adalah korban misinformasi dan memiliki rekam jejak yang jauh berbeda dengan anggota DPR lain yang dinonaktifkan karena dianggap menyakiti hati masyarakat.
Rahmat menjelaskan video pernyataan Deddy di sebuah stasiun televisi swasta sengaja dipotong dan disebarkan di luar konteks aslinya. Ia menegaskan, Deddy tidak pernah melakukan tindakan yang memancing amarah publik seperti joget-joget atau perilaku sensasional lainnya.

Rahmat Sewa memberikan apresiasi mendalam terhadap kinerja Deddy Sitorus yang dinilai melampaui retorika.
Deddy dikenal sebagai sosok politisi langka yang kritis namun mudah iba dan rajin menolong. Ia menyaksikan langsung bagaimana kepedulian Deddy sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama di pelosok Kaltara.

“Saya sering melihat beliau (Deddy Sitorus) turun ke dapil di Tarakan, Tanjung Selor, dan berkeliling ke pedalaman Kalimantan Utara. Bagi masyarakat Kecamatan Lumbis dan Krayan di Kabupaten Nunukan hingga di Kabupaten Malinau, bantuan dan kepedulian Deddy sangat jelas dirasakan,” ujarnya.
Secara rutin Deddy memberikan bantuan sapi kurban setiap Idul Adha. Bantuan tersebut disebar di seluruh Kaltara.
“Termasuk di Tarakan. Saya sempat mendampingi memberikan bantuan sapi kurban di Darun Najah Karang Anyar,” katanya.

Dukungan nyata ini tercermin dari hasil Pemilu Legislatif 2024, di mana Deddy Sitorus kembali terpilih dari dapil Kaltara.
”Masyarakat tidak terpukau oleh gaya kampanye jor-joran, justru lebih banyak berbuat untuk kepentingan masyarakat secara umum. Beliau memiliki kepedulian dan ketulusan bagi perbatasan serta daerah miskin di Kaltara,” ungkapnya.
Rahmat Sewa merinci berbagai kontribusi nyata yang telah diperjuangkan oleh Deddy Sitorus, yang akrab disapa DS. Kontribusi ini menjadi bukti bahwa Deddy lebih fokus pada kerja nyata daripada sensasi.
Deddy Sitorus sangat peduli dengan kondisi ekonomi di perbatasan yang sempat hancur lebur akibat pandemi COVID-19.

“Masyarakat di Krayan menceritakan penderitaan mereka saat Malaysia menutup perbatasan, membuat BBM dan LPG langka,” tutur Rahmat.
Waktu itu, kata Rahmat, Deddy yang periode dulu duduk di Komisi 6, bermitra kerja dengan Kementerian BUMN, mendesak pemerintah untuk hadir. Pertamina harus menyewa pesawat khusus untuk mengirim BBM ke Krayan. Yang lebih fenomenal, menurut Rahmat, adalah pengiriman tabung LPG menggunakan pesawat.
“Hal ini adalah yang pertama di dunia. Warga Krayan pun untuk sementara bisa bernapas lega. Bang Deddy juga berjuang agar desa-desa di pedalaman Kaltara terang benderang,” ungkap Rahmat.
Anggaran PLN untuk Kaltara sangat kecil. Namun, berkat perjuangan Deddy Sitorus, kini desa berlistrik di Kaltara sudah mencapai 95 persen.

Selain itu, Deddy juga berperan penting dalam pembangunan infrastruktur strategis di Kaltara. Perjuangan dan kepedulian Deddy Sitorus terhadap Kaltara, patut diacungi jempol.
“Upayanya meyakinkan pemerintah untuk membangun Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Mangku Padi, Kabupaten Bulungan, membuahkan hasil. KIPI bertujuan untuk menyerap tenaga kerja lokal dan kini sedang berjalan. Termasuk, dua PLTA raksasa di Sungai Kayan dan Mentarang,” jelasnya.
Rahmat Sewa menambahkan, dedikasi Deddy Sitorus bagi Kaltara sudah “overdosis”. Ia dikenal sebagai aktivis lingkungan yang tak ragu blusukan ke desa-desa, menelusuri sungai, bahkan hingga nyaris tenggelam demi memahami langsung persoalan masyarakat.
Serangan terhadap Deddy Sitorus diyakini Rahmat karena sikapnya yang kritis dan menolak kompromi. Ia adalah figur yang benar-benar mencintai rakyat, tak segan merangkul dan memeluk masyarakat pedalaman, makan bersama mereka, dan mencarikan solusi atas permasalahan yang terjadi.
“Orang-orang yang menyerangnya itu mungkin tidak tahu letak Kaltara di peta. Apalagi mau mengarungi sungai berbatasan dan bertaruh nyawa,” tutupnya.(**)