Menu

Mode Gelap

Sosial Budaya · 22 Des 2022 10:14 WITA ·

Gelaran Gawas Dumud Jadi Aktualisasi Gelar Adat Budaya yang Produktif


					Pembukaan Gawas Dumud 2022 di Kelurahan Selumit. Foto : Ist Perbesar

Pembukaan Gawas Dumud 2022 di Kelurahan Selumit. Foto : Ist

TARAKAN – Gabungan Masyarakat Selumid (Gawas) Kota Tarakan kembali menggelar adat budaya Dumud “ Gesinggaw Imbayud, Imbaya Imbaut” 2022 bertempat di Kelurahan Selumit, Selasa (20/12/22).

Event yang berlangsung selama 5 hari dari tanggal 19-24 Desember 2022, dihadiri ratusan masyarakat Kota Tarakan yang antusias menyaksikan pertujukan seni yang ditampilkan.

Turut hadir dalam acara pembukaan, Wakil Walikota Tarakan Effendhi Djufrianto,  Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Forkopimda Kota Tarakan, Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Utara, Kepala Perangkat Daerah Kota Tarakan, dan Ketua Lembaga Adat Tidung Ulun Pagun.

width"450"

Gelar adat budaya Dumud yang masuk dalam Top 10 Calendar of Event Kaltara 2022, bertujuan untuk memperkenalkan budaya Tidung kepada masyarakat luas dan melestarikan budaya Tidung di Bumi Paguntaka.

Ketua Forum Komunikasi Warga Tidung (FKWT) Kota Tarakan Idoeliansyah Sabran mengatakan kegiatan ini, diinisiatori masyarakat adat di wilayah daratan terutama yang berdomisili di Kelurahan Selumit sebagai pengelola kegiatan gelar adat budaya Dumud.

Ia menjelaskan gelar adat budaya Dumud atau disebut juga dengan “Gawas Dumud”, akronim “GAWAS”, adalah Gabungan Warga Selumid. Sedangkan Dumud artinya Darat, kata Gawas dan Dumud bersumber dari bahasa Tidung, Gawas artinya “lapang/luas, sedangkan kata Dumud bermakna “Darat”, sehingga “Gawas Dumud” dimaknai sebagai  masyarakat adat di daratan.

Ketua Forum Komunikasi Warga Tidung (FKWT) Kota Tarakan Idoeliansyah. Foto : Ist.

“Sejarah panjang kampung Selumid sebagai salah satu basis masyarakat Tidung hingga hari ini, tetap menjadi simbol eksistensi masyarakat Tidung di Kota Tarakan. Bahkan keberadaan masyarakat Tidung di Selumid, memiliki potensi yang luar biasa karena berada di jantung Kota Tarakan,” kata Idoeliansyah dalam sambutannya.

Idoeliansyah menambahkan sebagai bagian masyarakat heterogen yang melakukan interaksi sosial dengan masyarakat lainnya, warga kampung Selumid berupaya menjaga eksistensi dan aktualisasi keberadaan budaya masyarakat Tidung yang hidup dan berkembang di masyarakat Tidung baik di Kelurahan Selumit maupun Kota Tarakan.

“Eksistensi dan aktualisasi yang dilakukan masyarakat Tidung di Kelurahan Selumit bersama dengan masyarakat yang lain, merupakan upaya kreatif dan konstruktif yang dilandasi oleh semangat produktifitas dan berkontribusi positif terhadap pembangunan Kota Tarakan,” ujar pria yang juga tercatat sebagai anggota DPRD Kota Tarakan.

Idoeliansyah menerangkan tahun 2019, merupakan momentum mengawali keberadaan gelar adat Gawas Dumud. Sebagai inisiator dan penata pergelaran budaya adat Tidung, adalah seorang anak muda yang luar biasa Usman (Oestman Narjid).

“Beliau adalah anak muda Tidung yang memiliki kapasitas dan keilmuan yang mumpuni tentang khazanah budaya adat Tidung, kemampuan beliau mendapat dukungan oleh tokoh-tokoh masyarakat Tidung dan masyarakat di Kelurahan Selumit,” tambahnya.

Idoeliansyah mengungkapkan kesusksesan penyelenggaraan pergelaran pertama gelar budaya adat Dumud atau Gawas Dumud di Tahun 2019 serta upaya-upaya yang dilakukan Oestman Nardjid, memberikan paparan tentang keberadaan kegiatan “Gawas Dumud” yang bernafas dan berangkat dari filosofi khazanah budaya Tidung dan potensi kebersamaan masyarakat di Kelurahan Selumit.

Gelar adat budaya Dumud. Foto : Ist

“Bahkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia memberikan apreasiasi yang terbaik, Gelar adat budaya Dumud, “Gawas Dumud” masuk dalam top 10 calender of event Provinsi Kalimantan Utara,” tegasnya.

Lanjut Idoeliansyah, pandemi Covid-19 sempat menghentikan kegiatan rutin “Gawas Dumud”. Pernah pula pelaksanaannya secara terbatas pada saat transisi menuju pasca COVID-19.

“Alhamdulillah, tahun 2022 “Gawas Dumud” diselenggarakan kembali di wilayah Kelurahan Selumit, nafas dan filosofi “Gawas Dumud” kembali dirasakan masyarakat Kelurahan Selumit. Susah dan senang sangat terasa sekali dalam memperjuangkan terselenggaranya kegiatan Gelar Adat Budaya Dumud. Dan semua orang turut andil dengan kapasitasnya masing-masing,” ungkapnya.

Gelaran adat Budaya Dumud dari tahun ke tahun, kata Idoeliansyah selalu diisi anak muda yang memiliki potensi serta turut andil berkreasi dan berbuat. Setiap gelaran Dumud, selalu ada partisipasi masyarakat Tidung dari berbagai wilayah di Kaltara.

“Jadi partisipasi masyarakat yang heterogen dengan berbagai kapasitasnya mewarnai sepanjang pergelaran “Gawas Dumud”, artinya eksistensi dan aktualisasi khazanah adat budaya Tidung dengan melibatkan heterogensi masyarakat memiliki potensi yang luar biasa dalam menyatukan setiap orang, menghidupkan perekonomian masyarakat dan mengarahkan potensi anak muda untuk berbuat kebaikan,” tutupnya.(Mt)

Print Friendly, PDF & Email
Artikel ini telah dibaca 478 kali

blank badge-check

Redaksi

blank blank blank blank
Baca Lainnya

Pagelaran Seni Budaya Dayak dan Pekenu, Upaya Merayakan Keberagaman

16 Juli 2024 - 18:10 WITA

blank

Konektivitas Jalan Wilayah 3T Ditarget Rampung Tahun Ini

14 Juli 2024 - 20:06 WITA

blank

Pegiat Sejarah dan Budaya Kaltara Silaturahmi dengan Bupati Tana Tidung

4 Juli 2024 - 07:48 WITA

blank

Lewat Media Nasional, Gubernur Zainal Tawarkan Potensi Pariwisata Kaltara

13 Juni 2024 - 17:51 WITA

blank

Raih Kalpataru, Bupati Bulungan Sebut Masyarakat Punan Batu Pahlawan Lingkungan

12 Juni 2024 - 21:35 WITA

blank

Telusuri Goa Karst Batu Putih, Gubernur Sebut Objek Wisata Menakjubkan

8 Juni 2024 - 19:21 WITA

blank
Trending di Daerah