KRAYAN – Siapa yang tidak kenal Garam Krayan? Garam yang berada di pegunungan dan kaya yodium. Salah satu rumah produksi garam Desa Pa Nado, di Long Midang, Krayan Tengah Kabupaten Nunukan dikunjungi Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Anggota DPR RI Deddy Sitorus.
Disini risma berdialog, memberikan alat kemasan dan ikut mempromosikan di vlognya.
‘’Ayo kita beli garam krayan,’’ kata Risma sambil memegang garam dengan kemasan baru hasil desain Risma.
Produksi garam Krayan memang unik. Di Krayan ada beberapa sumur garam yang dikelola secara bergantian oleh warga setempat.
Garam itu berasal dari sumur turun temurun. Air sumur ditimba dan direbus sampai kristal garam mengendap. Hasil endapan garam itulah yang dijual ke manca negara.
Baca juga : Risma Desain Sendiri Renovasi SD 007 Krayan
Nah, masalahnya air garam itu direbus dengan kayu khusus yang butuh waktu mendapatkannya. Warga yang dapat kayu bakar memiliki hak mengolah air menjadi garam. Sedangkan yang kayu bakarnya habis, kembali mencari kayu bakar.
Masalah kayu bakar inilah yang sedang dipikirkan Risma dan Deddy Sitorus. Dua politisi PDI Perjuangan ini terlibat diskusi bagaimana mencari alternatif pengganti kayu bakar.
‘’Nanti saya tanya ahlinya. Apakah bisa pakai solar panel untuk bahan bakarnya,’’ ujar Risma.
Mendengar itu, Deddy Sitorus setuju. Ia menyadari produksi garam Krayan ini masih sangat tradisional.
‘’Betul bu, coba kita carikan energi alternatif pengganti kayu bakar,’’ timpal Anggota Komisi 6 ini.
Baca juga : Mensos Berdayakan Masyarakat di Daerah 3T
Ada kekhawatiran Risma. Jangan sampai setelah kemasan garam telah dipercantik, lantas dipromosikan pengelola rumah garam tidak bisa memenuhi permintaan pasar.
Apa kelebihan garam Krayan dibandingkan garam yang biasa kita temui di pasaran? Begini, jika Anda merebus sayur menggunakan garam Krayan, warna sayur akan tetap hijau. Itu menandakan garam ini dapat meningkatkan klorofil dalam sayuran.
Sementara itu, di rumah produksi garam di Binuang ini Kementerian Sosial (Kemensos) juga memberikan bantuan PJUTS. Risma sempat menyaksikan penyalaan lampu yang dia desain itu.
Usai dari rumah produksi garam, Risma dan rombongan menuju tapal batas Indonesia-Malaysia. Disini Risma sempat berdialog dengan Prajurit TNI yang sedang bertugas.
Risma menannyakan apa yang dibutuhkan para prajurit untuk menunjang tugas mereka.
Baca juga : PT Intraca Kembali Nunggak Iuran BPJS Ketenagakerjaan, DPRD Kaltara : Karyawan DirugikanÂ
‘’Kalian butuh apa? Siapa tahu saya bisa bantu,’’ tanya Risma.
Mendapat pertanyaan itu, seorang prajurit lantas mengatakan mereka butuh jaringan internet dan lampu penerang. Mendengar permintaan itu, Risma lantas memanggil Deddy Sitorus. ‘’Pak Deddy bagaimana ini soal internet?,’’ tanya Risma.
“Iya bu, nanti saya komunikasikan dengan Telkomsat,’’ jawab Deddy.
Untuk lampu penerang menuju perbatasan yang selama ini gelap gulita, Risma menyanggupinya. Dia berjanji akan memasang lampu PJUTS di sepanjang jalan tersebut.(Pai)