Menu

Mode Gelap

Daerah

“Seludon Yadu Yaki” Wadah Pemuda Tana Tidung Lestarikan Budaya Daerah


					“Seludon Yadu Yaki” Wadah Pemuda Tana Tidung Lestarikan Budaya Daerah Perbesar

TANA TIDUNG – Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, budaya, adat istiadat daerah semakin tergerus. Melihat hal tersebut pemuda pemudi Kabupaten Tana Tidung yang tergabung dalam penggiat seni dan budaya bentuk sebuah wadah yang diberi nama “Seludon Yadu Yaki”.

Wadah ini sebagai bentuk kekhawatiran akan hilangnya budaya daerah khususnya budaya suku Tidung.

Lastry Lindayani selaku pencetus awal terbentuknya Seludon Yadu Yaki mengatakan, “Awalnya kami hanya iseng-iseng saja. Saat sedang jogging bertiga bareng Amel dan Rohani, saat istirahat sejenak kami melihat ada beberapa anak-anak remaja menonton film bergenre Horor dari daerah lain, tiba-tiba kami kepikiran kenapa kita tidak membuat film untuk daerah kita sendiri, kan suku Tidung juga banyak punya cerita mistis dan legenda dari kakek dan nenek kita dulu, akhirnya kami sepakat untuk membuat film daerah suku Tidung dan kami mulai mendatangi seniman-seniman yang ada di Tana Tidung untuk berkonsultasi,” jelas Lastry kepada fokusborneo.com.

Singkat cerita, akhirnya Lastry bertemu dengan Ujang Hamzah, Alpiansyah Sahrul dan Karim (Bob) untuk mencari nama yang tepat untuk tim ini, maka terbentuklah Seludon Yadu Yaki yang artinya (Cerita Kakek, Nenek) pada 25 Juli 2023.

Amel salah satu editor dan sekaligus pemeran dalam film-film Seludon Yadu Yaki mengatakan, “Sudah ada sekitar 49 Judul Film yang sudah ditayangkan di sosial media sosial salah satunya Instagram yang semuanya diberi nama “SELUDON YADU YAKI” anda bisa menyaksikan film-film kami disemua Media tersebut, dan ada 100 judul yang masih antri,” ungkapnya.

Sahrul selaku Penggiat seni menambahkan berdirinya Seludon Yadu Yaki ini bukan hanya karena hobby akan tetapi Seludon Yadu Yaki punya niat atau tujuan yaitu untuk mengedukasi masyarakat khususnya Pemuda dan Pemudi di Kabupaten Tana Tidung ini yang mulai jarang menggunakan bahasa daerahnya sendiri, kemudian mendengarkan atau mencari tahu apa saja sih sejarah suku Tidung itu.

“Maka dari itu pada setiap pembuatan filmnya kami selalu menggunakan Bahasa Daerah Tidung namun tetap kami translate kan agar bagi penonton yang bukan orang tidung dapat juga menikmati film dari seludon yadu yaki tersebut,” ucapnya.

Lastry berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Tidung dapat mensupport agar pemuda pemudi Tana Tidung ini lebih semangat lagi untuk untuk memperkenalkan suku Tidung serta kebudayaan dan kesenianya pada seluruh masyarakat Kabupaten Tana Tidung khususnya dan rakyat Indonesia umumnya.

“Dalam waktu dekat kami juga berencana akan membuat film bergenre Legenda antara lain Pagun Benayuk dan Pagun Duri, mohon doa nya ya,” pungkasnya. (her/Iik)

Artikel ini telah dibaca 401 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Balikpapan Siap Menjadi Tuan Rumah Dekranas, Momentum Emas Perekonomian Lokal

4 Juli 2025 - 07:14

Menata Sepaku, Merawat Nusantara: Standar Tinggi Ditetapkan Sejak Awal

4 Juli 2025 - 06:15

Revitalisasi Pasar Rakyat, Pemkot Balikpapan Dorong Kemitraan Pemerintah dan Pedagang

4 Juli 2025 - 06:07

Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Soroti Dampak Lingkungan dan Tanggung Jawab Industri

4 Juli 2025 - 05:29

Telkom Gelar Borneo Digital Summit 2025, Dorong Percepatan Digitalisasi Pemerintah Daerah

3 Juli 2025 - 22:23

PWI Tarakan Siap “Gembleng” Berpikir Wartawan Melalui OKK

3 Juli 2025 - 22:09

Trending di Daerah