TARAKAN, Fokusborneo.com – Upaya mewujudkan Kota Tarakan sebagai kota layak huni terus digalakkan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, instansi keamanan, dan akademisi, puluhan pemuda dan mahasiswa dari wilayah pesisir Kota Tarakan digandeng untuk menjadi pionir pembangunan inklusif.
Hal itu, disampaikan dalam kegiatan Implementasi Pembangunan Inklusif melalui Asa Kepemudaan pada Wilayah Marjinal dalam Mewujudkan Kota Layak Huni di Kawasan Pesisir Kota Tarakan, yang digelar ruang Imbaya, Kantor Walikota Tarakan selama dua hari, 23-24 Agustus 2025.
Acara ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Tarakan, Polres Tarakan, BNNP Kalimantan Utara (Kaltara), BPBD Kota Tarakan dan Universitas Borneo Tarakan (UBT).
Kegiatan diikuti pemuda/i Kel. Selumit Pantau, relawan, dan mahasiswa UBT ini, menghadirkan narasumber dari berbagai instansi untuk membekali para peserta dengan wawasan penting.
Walikota Tarakan dalam arahannya pada kegiatan iniSabtu, 23 Agustus 2025 menyampaikna bahwa dukungan penuh pemkot dalam
Mendukung kolaborasi dan inovasi bersama UBT. Walikota Tarakan optimis dengan adanya keterlibatan pemuda dalam pemberdayaaan masyarakat di Selumit Pantai akan meningkatkan akselerasi tujuan kota layak huni di Selumit Pantai. Walikota juga telah memberihkan amanah agar para pemuda selumit pantai u/ dapat segera memberikan rekomndasi dan data” aktual dari masyrakat terkait kebutuhan Pelatihan khusus masyarakat selumit Pantai, yang akan menjadi agenda tahun 2026.
Materi Lain terkait peran pemuda dalam mendukung tujuan pembangunan kota Tarakan Juga di isi oleh Anggota DPRD Kota Tarakan bapak Harjo Solaika, dan memberika semangat serta motivasi agar para pemuda sebagai penggerak di masyarakat.
Selain itu Kepala BPBD Kota Tarakan, Yonsep Buing, menyampaikan materi krusial mengenai tanggap darurat kebencanaan. Ia menekankan regulasi telah ada, namun kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci.
“Kami berharap adik-adik di Selumit ini bisa lebih baik dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Ini bukan soal berteriak minta tolong, tapi bagaimana membantu pemerintah dan sesama,” ujarnya.
Yonsep menyoroti tiga ancaman utama di wilayah pesisir, yaitu gempa bumi, tanah longsor, dan kebakaran lahan. Ia memberikan saran praktis bagi warga, seperti mengamankan dokumen berharga dan surat-surat penting dalam satu tas, serta segera berpindah ke tempat aman saat hujan lebat yang berpotensi menyebabkan longsor.
“Jika hujan terus-menerus hingga tiga jam, itu sudah masuk zona risiko. Keluarga harus segera mengingatkan dan berpindah. Tidak mungkin pemerintah memindahkan semua orang, tapi kita bisa mengedukasi mereka agar keluar dari tempat berbahaya,” jelasnya.

Selain itu, penanaman bambu juga disarankan sebagai salah satu cara untuk mitigasi longsor.
Sesi lainnya, narasumber dari BNNP Kaltara, Fachri Fahmi, membahas strategi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba (P4GN).
Ia menjelaskan Indonesia dikelilingi negara-negara produsen narkoba, dan jaringan kejahatan ini memanfaatkan Indonesia sebagai target pasar.
“Narkoba adalah ‘proxy war’ atau perang terselubung. Ini adalah ancaman nyata yang tidak terlihat, yang dapat melemahkan sebuah bangsa. Jika tidak diantisipasi, bonus demografi yang harusnya menjadi kekuatan akan berubah menjadi ancaman,” tegasnya.
Fachri memaparkan narkoba tidak hanya menjerat individu, tetapi juga memengaruhi ekonomi, sosial, dan keamanan. Ia menyebut tiga pilar utama P4GN, yaitu pencegahan, rehabilitasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Para Tim pengabdian kepada Masyarakat UBT, Yaitu : Prof Daud Nawir, Dr.Tinik, Cici Ismnuniar , M.Psi.Psikolog dan Nur Indah Noviyanti, berharap kegiatan ini dapat berlanjut ke tahap implementasi yang lebih konkret
“Kami berharap setelah sosialisasi ini, akan ada pelatihan-pelatihan khusus terkait prosedur tanggap darurat bencana, upgrade Pelatihan penggiat/ konselor P4GN. Kami ingin hal ini bisa diimplementasikan langsung oleh masyarakat,” katanya.
Di hari pertama, para peserta telah dibekali dengan wawasan kebangsaan dan materi tentang peran pemuda dalam meningkatkan perekonomian lokal.
Tim pengabdian kepada Masyarakat UBT berharap peserta berasal dari mahasiswa, relawan dan pemuda dari Selumit dan Selumit Pantai ini, bisa menjadi pionir dan penggerak perubahan di kampung bersinar di Selumit Pantai.
Apalagi Selumit Pantai dulu disebut sebagai mall narkoba, kini sudah mulai berubah menjadi bersinar.
“Kami berharap mereka nantinya bisa menjadi pelopor untuk mewujudkan Selumit Pantai menjadi kampung ‘Bersinar’, yaitu Bersih dari Narkoba, maju, dan sejahtera,” ungkapnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal bagi pemuda Tarakan untuk mengambil peran aktif dalam mewujudkan kota yang lebih aman, sejahtera, dan berdaya.
Program yang dilaksanakan dari dana Hibah Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia adalah bentuk kontribusi nyata yang mendukungperan Kolaborasi Pentahelix (Perguruan Tinggi) Universitas Borneo Tarakan, pemerintah Kota Tarakan, Polres Tarakan, BNNP Kaltara, BPBD Kota Tarakan, media dan komunitas untuk mampu melakukan inovasi dan kolaborasiyang berdampak positif terhadap pembangunan kota Tarakan Menuju Kota Layak Huni dan sejahtera untuk semua (No Left Behind).(**)
Discussion about this post