TANJUNG SELOR, Fokusborneo.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara terus berupaya mengembangkan potensi wisata alam yang tersebar di berbagai wilayah. Namun, keterbatasan akses transportasi menuju destinasi wisata masih menjadi tantangan utama dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata daerah.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Utara, Dr. Njau Anau, S.Pd., M.Si., menjelaskan sebagian besar destinasi unggulan Kaltara berada di kawasan pedalaman dan perbatasan, seperti Apau Kayan, Krayan dan Long Bawan. Wilayah-wilayah ini memiliki pesona alam yang luar biasa, namun belum sepenuhnya bisa dinikmati wisatawan karena keterbatasan sarana dan prasarana penunjang.
“Kalau di Kaltara ini potensi yang paling menonjol adalah wisata alam. Banyak lokasi yang bisa kita promosikan, tapi memang tantangannya besar. Ada yang sudah memiliki akses jalan, tapi belum maksimal. Ada juga yang sama sekali belum bisa dijangkau dengan transportasi darat,” ujarnya.
Menurut Njau, sebagian destinasi hanya dapat diakses melalui jalur udara dengan biaya yang relatif tinggi. Kondisi tersebut membuat kunjungan wisatawan masih terbatas, meskipun minat dari wisatawan luar negeri sebenarnya cukup besar.
“Daerah seperti Apau Kayan dan Krayan itu punya potensi luar biasa. Wisatawan dari luar negeri, seperti Amerika dan Eropa, banyak yang tertarik datang. Mereka mencari suasana alami dan ketenangan, tapi hambatan utamanya adalah jarak dan biaya transportasi yang tinggi,” jelasnya.
Ia menilai, apabila pemerintah pusat memberikan dukungan konkret dalam pembenahan infrastruktur dasar, terutama jalan dan transportasi udara, maka geliat pariwisata di Kaltara akan meningkat signifikan. Selain mempermudah akses wisatawan, perbaikan infrastruktur juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar destinasi.
“Kita berharap dukungan dari pusat, terutama untuk akses jalan dan penerbangan. Kalau jalan terbuka, orang akan mudah datang, harga tiket pesawat bisa ditekan, dan kegiatan ekonomi di sekitar objek wisata juga meningkat,” katanya.
Njau menambahkan, keindahan alam di Kalimantan Utara sebanding dengan destinasi wisata populer lainnya di Indonesia. Beberapa kawasan, seperti sungai-sungai besar di Apau Kayan dan arung jeram kemudian di Krayan, memiliki daya tarik petualangan yang menantang sekaligus alami.
“Tantangan wisata di sini justru menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya arung jeram di daerah, Apau Kayan, dan Krayan, itu luar biasa. Kalau aksesnya sudah terbuka, potensinya bisa menjadi magnet wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Dispar Kaltara, lanjut Njau, telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyinergikan pembangunan infrastruktur dengan rencana pengembangan destinasi wisata. Kolaborasi lintas sektor ini dinilai penting agar pengembangan pariwisata tidak berjalan sendiri tanpa dukungan dari sektor lain.
“Kita terus berkomunikasi dengan PUPR, karena sektor pariwisata tidak bisa berdiri sendiri. Jalan, jembatan, dan bandara adalah bagian dari satu sistem yang mendukung kunjungan wisata. Tapi PUPR juga punya keterbatasan, jadi kita perlu kerja sama dan perhatian lebih dari pemerintah pusat,” tegasnya.
Sebagai provinsi perbatasan, Njau menilai sudah sewajarnya Kaltara mendapat prioritas dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur wisata. Ia menekankan bahwa posisi Kaltara sebagai beranda negara semestinya menjadi alasan kuat bagi pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan di sektor strategis ini.
“Kaltara ini kan beranda Indonesia. Kalau kita bicara soal wajah depan negara, seharusnya pembangunan di sektor pariwisata juga mendapat perhatian lebih. Potensi kita luar biasa, tinggal bagaimana pemerintah mendukung pembiayaan dan peningkatan aksesnya,” pungkasnya. (**)
Discussion about this post