BALIKPAPAN, Fokusborneo.com – Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 di Kota Balikpapan menjadi ruang refleksi sekaligus ajakan untuk memperkuat komitmen bersama dalam melawan praktik koruptif. Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menegaskan bahwa korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi ancaman serius yang menghambat pembangunan dan merusak sendi-sendi keadilan sosial.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam kegiatan Hakordia bertema “Satukan Aksi, Basmi Korupsi” yang berlangsung di Aula Balai Kota, Senin (8/12/2025). Tema tersebut, kata Bagus, bukan hanya slogan, tetapi pesan moral agar seluruh elemen masyarakat bersatu dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.
“Kita tidak bisa menyerahkan tugas ini hanya kepada pemerintah atau aparat penegak hukum. Setiap sektor memiliki tanggung jawab yang sama dalam mewujudkan Indonesia yang bersih dari korupsi,” tutur Bagus.
Dalam kesempatan itu, Bagus Susetyo memaparkan langkah-langkah yang terus di gulirkan Pemerintah Kota Balikpapan untuk memperkuat tata kelola pemerintahan yang bersih. Selain memperkuat pengawasan internal, Pemkot juga terus mendorong digitalisasi pelayanan publik untuk menutup celah penyimpangan.
Ia turut menyoroti capaian Monitoring Center for Prevention (MCP) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di mana Kota Balikpapan menunjukkan peningkatan signifikan. Bagus menyebut capaian tersebut sebagai bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun sistem yang lebih transparan.
“Peningkatan nilai MCP menjadi cerminan bahwa kita tidak berhenti memperbaiki diri. Tapi lebih penting dari itu, integritas harus tumbuh dalam diri masing-masing,” jelasnya.
Bagus Susetyo menekankan bahwa reformasi birokrasi tidak hanya bertumpu pada sistem dan regulasi, melainkan juga pada kualitas moral setiap Aparatur Sipil Negara (ASN). Ia menegaskan bahwa ASN Pemkot Balikpapan harus memegang teguh prinsip kejujuran, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam bekerja.
“Praktik pelayanan publik yang baik harus dimulai dari pegawainya. Integritas pribadi menjadi benteng pertama melawan penyimpangan,” ujarnya.
Lebih jauh, Bagus mengajak masyarakat untuk berperan aktif sebagai mitra pemerintah dalam pengawasan. Menurutnya, suara publik, masukan, dan keberanian melaporkan dugaan pelanggaran merupakan kekuatan yang dapat memperkuat budaya antikorupsi.
Ia juga meminta institusi pendidikan, komunitas, dan dunia usaha menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada generasi muda sejak dini.
“Budaya antikorupsi harus dibangun dari rumah, sekolah, hingga lingkungan kerja. Ketika nilai integritas dipegang oleh semua orang, kita bisa menciptakan pemerintahan dan masyarakat yang lebih adil,” tegasnya.
Bagus menutup sambutannya dengan ajakan agar peringatan Hakordia 2025 menjadi momentum memperbaharui tekad untuk mencegah dan memerangi korupsi.
“Mulai dari diri dan dari hal yang kecil, mari kita satukan langkah demi masa depan yang lebih bersih dan berintegritas,” pungkasnya.(**)






















Discussion about this post