TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) siap dan optimis menjadi salah satu Geopark Indonesia, dan saat ini ada 27 situs warisan geologi sudah diusulkan ke Badan Geologi Kementerian ESDM Republik Indonesia.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara melalui Kabid Geologi dan Air Tanah, Trimulbar menjelaskan pihaknya yakin Kaltara bisa menjadi kawasan Geopark.
Kawasan Geopark nantinya akan menjadi pusat Konservasi, penelitian, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan salah satunya peningkatan sektor pariwisata.
Trimulbar mengungkapkan, pada tahun 2021 Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) melakukan identifikasi awal di Batu Benau, Kabupaten Bulungan. Dan hasil kajian tersebut ditemukan beberapa keunikan situs geologi di Kaltara.
“Hasil kajian tersebut, mencakup keunikan geologi seperti gua dan sungai bawah tanah, serta keberadaan komunitas Punang Batu,” ungkapnya.
Kemudian hasil kajian tersebut diserahkan sebagai usulan Warisan Geologi pada tahun 2022. Dan diperluas cakupannya hingga seluruh wilayah Kaltara.
“Pada tahun 2024 lalu Dinas ESDM Kaltara melaksanakan identifikasi yang lebih luas di tiga Kabupaten diantaranya Kabupaten Bulungan yang mana daerah ini menyumbang calon Geoheritage terbanyak, meliputi kawasan Gunung Putih, hulu sungai, Marah, hingga kawasan Bimping. Kemudian Desa Pimping ditemukan Gua Gunung Putih dan Batu Tumpuk, lalu Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Malinau,” jelasnya.
Dari hasil penelitian di lapangan, tim menemukan sekitar 24 calon Geoheritage, lalu ditambah dengan Batu Benau, totalnya mencapai 27 calon Geoheritage Site.
“Kita usulkan kembali ke Badan Geologi pada akhir 2024,” sambungnya.
Pengembangan Geopark tidak dapat dilakukan sendiri serta menekankan pentingnya kerja sama multi-stakeholder untuk menjamin kelanjutan usulan dan pengelolaan kawasan.
“Kami tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada kerja sama semua stakeholder, bukan hanya OPD Provinsi dan Kabupaten Kota, tetapi juga dengan pemerhati lingkungan dan semua pemangku kepentingan di sekitar,” tegasnya.
Kabid Geologi menegaskan, indikator utama yang dikejar Kaltara dalam pengembangan Geopark adalah konservasi demi menjaga keunikan dan kelestarian situs geologi.
“Penelitian menjadikan kawasan sebagai laboratorium alam untuk studi kebumian.
Destinasi Wisata supaya meningkatkan potensi pariwisata daerah,” katanya.
Secara khusus pada kawasan seperti Batu Benau dinilai telah memenuhi ketiga indikator tersebut, terutama yang punya nilai konservasi tinggi, potensi penelitian yang kaya, dan daya tarik wisata berbasis geologi.
“Kepada masyarakat, khususnya yang berada di sekitar situs-situs geologi dan pariwisata, Dinas ESDM mengimbau agar menjaga dan melestarikan warisan alam tersebut,” ujarnya.
Pemprov Kaltara berkomitmen untuk terus berkoordinasi dan melakukan perumusan berkelanjutan demi mewujudkan pengakuan Geopark untuk mendorong pembangunan daerah melalui sektor lingkungan, penelitian dan ekonomi kreatif. (**)






















Discussion about this post