TARAKAN – Sesuai dengan tahapan dan rencana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kaltara, agenda debat kandidat Pilgub Kaltara akan dilaksanakan sebanyak 3 kali.
“Tiga kali itu akan ada variasi-variasi dari setiap debat, mungkin dari sisi kombinasi pasangan calonnya, lalu kemudian terkait dengan setting tempat akan berpindah-pindah, bisa saja nanti settingannya 2 kali di daerah satu kali di pusat,” jelas Hariyadi Hamid, Komisioner KPU Kaltara, Divisi Sosilisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM.
Dalam hal itu, KPU Kaltara mempersiapkan dari sisi kebijakan di internal bahwa untuk panelis diutamakan dari kalangan akademisi.
“Akademisi yang akan kita banyak berdayakan itu adalah akademisi dilingkup Provinsi Kalimantan Utara,” katanya.
Kaltara memiliki stok akademisi salah satunya di Universitas Borneo Tarakan (UBT), di Universitas Kaltara, STIE, lalu kemudian STMIK PPKIA, dan kampus-kampus yang lain.
Maka dalam rangka persiapan itu, sejak jauh-jauh hari KPU Kaltara melakukan survei. KPU membagi tim menjadi 5 untuk bertugas melakukan survei.
“Ada tim yang ke Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan Selatan, ke Universitas Borneo dan ada tim yang ke Universitas Mulawarman,” urainya.
Perlu diketahui, dalam konsep debat ini, karena menggunakan 3 kali debat, rencana pelaksanaanya akan dilakukan ditahapan kampanye.
“Setelah penetapan pasangan calon, sekitar bulan September, mungkin sudah ada 1 kali debat di situ, lalu kemudian di bulan Oktober dan terakhir mungkin di bulan November,” sambungnya.
Untuk itu persiapannya ini harus secara matang. Inikan motode kampanye yang digunakan bagaimana pesan visi-misi dari pasangan calon yang ditetapkan itu kemudian bisa sampai ke masyarakat.
Lalu kemudian nanti akan ada keterlibatan-keterlibatan banyak pihak. Tidak hanya akademisi, juga dihadapkan ada semacam publikasi yang secara luas baik itu di media baik secara offline maupun online.
“Penggunaan instrumen itu masih dalam tahap perencanaan. Mudah-mudahan setelah survei panelis ini kita dapatkan lalu kemudian kita akan menyusun rencana-rencana agenda berkaitan dengan debat tersebut,” ucapnya.
Untuk persiapan debat, sudah sampai sekitar 60 persen terkait dengan penyusunan daftar nama mulai dari tim panelis lalu kemudian yang kedua dari moderator.
Dalam perkembangannya KPU membutuhkan ada namanya semacam tim pakar, orang-orang yang berpengalaman untuk melakukan pendampingan terhadap KPU. (wic/iik)















Discussion about this post