TARAKAN – Direktur Utama Rumah Sakit Pertamina Hendry Suryono menegaskan bahwa air pembuangan yang dialirkan ke drainase belakang bangunan RS. Pertamina bukan air limbah cair.
Air yang dibuang tersebut, merupakan air PDAM dari pengolahan air RO dan air sumur bor. Untuk air limbah yang sudah diolah, dibuangnya ke saluran drainase di depan bukan ke belakang.
“Ini seharusnya tidak bau sih, air yang dibuang ini sama dengan air PDAM dari hasil pengolahan air RO tidam ada campuran limbah. Karena air RO itu air PDAM diolah lagi ya 50 persen kita buang dan 50 persen itu yang bisa langsung minum atau digunakan untuk mencuci alat, pemeriksaan laboratorium karena harus air murni tidak ada kandungan zat besi,” ujar Hendry.
Menurutnya, kemungkinan bau yang timbul, berasal dari saluran parit rumah sakit yang kotor atau bisa juga dari drainase diluar RS Pertamina. Sebab kondisi drainase penuh dengan sampah.
“Jadi air yang keluar ini satunya air PDAM satunya air bor. Kalau air sumur bor kan paling bau tanah saja. Kemungkinan bau dari parit kita gak tahu kan, apalagi air paritnya genang otomatis ada potensi bau,” tegas Hendry.
Dijelaskan Hendry, air limbah yang sudah diolah sebelum dibuang ke drainase, dilakukan uji mutu. Supaya air limbah yang disalurkan ke drainase, kondisinya tidak ada kandungan zat-zat berbahaya.
“Jadi setiap 3 bulan sekali kita lakukan uji mutu untuk memastikan kondisi air limbah layak,” beber Hendry.
Dikatakan Hendry, selama ini juga ada keluhan dari warga sekitar yang disampaikan ke RS. Pertamina dan baru kali ini ada keluhan.
“Makanya kita juga kaget kan. Karena ada kunjungan makanya kita terima mungkin ada mau diklarifikasikan,” tutup Hendry.(Mt)
 
                                 
			 
                                
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                













Discussion about this post