Jelang Momen Idul Fitri, DPRD Tekankan Bandara Juwata Utamakan Kemudahan Penumpang

TARAKAN – Kemudahan bagi penumpang di momen Idul Fitri pada Maret mendatang, menjadi penekanan Komisi III bersama Pimpinan DPRD Tarakan saat mengunjungi Badan Layanan Umum (BLU) Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Juwata Tarakan, Selasa (14/1/25).

Penekanan ini disampaikan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan jasa transportasi, terutama angkutan udara masyarakat pengguna jasa penerbangan. Terutama di momen liburan maupun hari besar keagamaan.

“Apalagi, biasanya di momen Idul Fitri ini masyarakat berbondong-bondong mudik. Makanya kita minta pihak Bandara Juwata maupun maskapai yang beroperasi untuk jam terbang tambahan,” kata Wakil Ketua II DPRD Tarakan, Edi Patanan.

Dari pertemuan tersebut, Edi mengatakan pihak Bandara Juwata memastikan setiap tahunnya selalu ada kebijakan H-7 maupun H+7, untuk penambahan jam penerbangan di rute tertentu.

“Biasanya masyarakat mengeluhkan terbatasnya jumlah maskapai dan jam terbang pada momen libur Idul Fitri. Selain itu, harga tiket juga kebanyakan lebih mahal karena permintaan keberangkatan yang tinggi,” ungkapnya.

Ia berharap kebijakan potongan harga tiket pesawat 10 persen yang sudah diterapkan pada momen Natal dan Tahun Baru beberapa waktu lalu, bisa diterapkan diterapkan di momen Idul Fitri nantinya.

Politisi PDI Perjuangan ini juga menambahkan, sesuai instruksi Presiden Prabowo melalui Kementrian Perhubungan tidak ada kenaikan harga tiket ketika menghadapi hari libur besar keagamaan.

“Harapan kita tidak hanya harga itu tidak naik, tetapi juga ada potongan harga di momen Idul Fitri nanti,” harapnya.

Kepala Bidang Keamanan Penerbangan dan Pelayanan Darurat Bandara Juwata Tarakan, Daverius Maarang saat ditemui usai menerima kunker Komisi III DPRD Tarakan mengatakan soal potongan harga tiket masih menunggu instruksi dari pusat.

“Potongan harga tiket 10 persen juga sudah dicabut sejak momen Nataru berakhir, kan berlakunya saat Nataru. Mungkin saat angkutan lebaran nanti, akan diberlakukan kembali, tapi presentasenya tidak tahu berapa,” tandasnya.

Meski demikian, ia membenarkan adanya penambahan penerbangan pada angkutan udara di momen lebaran.

“Memang waktu di momen libur Natal dan Tahun Baru 2025 lalu, kami tidak mengajukan penambahan penerbangan. Tapi, di momen Idul Fitri nanti sudah kita ajukan penambahan penerbangan untuk rute Tarakan-Balikpapan, Tarakan-Surabaya, Tarakan-Jakarta dan Tarakan-Makassar,” ungkapnya.

Diakuinya, Bandara Juwata Tarakan langsung berada dibawah kementrian. Sehingga nantinya akan kembali ditunjuk untuk mendirikan posko di momen hari libur.

“Kalau di tahun lalu extra flight (penambahan penerbangan) itu 50 persen dari penerbangan yang ada. Mungkin di tahun ini juga akan sama, berlaku di H-7 dan H+7,” imbuhnya.

Selain itu, saat ini pihaknya mendapatkan permintaan untuk diadakannya direct flight atau penerbangan langsung tanpa transit tujuan Tarakan-Jakarta.

“Ada juga permintaan kompensasi delay atau keterlambatan penerbangan bagi penumpang dari pihak maskapai. Tapi, memang sebenarnya untuk kompensasi delay juga sudah diatur setiap maskapai,” terangnya.

Daverius menjelaskan, untuk kompensasi delay berdasarkan aturan, jika pada 30 sampai 59 menit, maka maskapai harus memberikan minuman atau hot meal.

“Itu ada aturannya memang. Kita mengacu pada aturan itu,” tandasnya.(**)