TIDENG PALE – Wakil Bupati Kabupaten Tana Tidung Hendrik menghadiri kegiatan diskusi panel dengan tema “Moderasi Beragama Memperkuat Kerukunan di Bumi Upun Taka”, Selasa (15/11/2022).
Keragaman etnis, suku, budaya, bahasa, dan agama serta beragamnya masyarakat di Indonesia, menghasilkan beragamnya pendapat, pandangan, keyakinan, dan kepentingan masing-masing warga bangsa, termasuk dalam beragama.
Dalam sambutannya, wabup Hendrik menyampaikan bahwa kita beruntung memiliki satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia, sehingga berbagai keragaman keyakinan masih dapat dikomunikasikan, dan antar warga bisa saling memahami satu sama lain.

“Kita harus bersyukur atas keragaman bangsa indonesia, selain agama dan kepercayaan yang beragam, dalam tiap-tiap agama pun terdapat juga keragaman penafsiran atas ajaran agama, khususnya ketika berkaitan dengan praktik dan ritual agama,” ujarnya.



Menurutnya, moderasi beragama sangat penting untuk dijadikan perspektif/cara pandang dalam mengatasi sikap ekstrem penganut antar umat beragama, karena masing-masing penafsiran ajaran agama itu memiliki penganutnya yang meyakini kebenaran atas tafsir yang dipraktikkannya.
Ideologi pancasila, sangat menekankan terciptanya kerukunan antar umat beragama. Indonesia menjadi contoh bagi bangsa-bangsa di dunia dalam hal keberhasilan mengelola keragaman budaya dan agamanya, serta dianggap berhasil dalam hal menyandingkan secara harmoni cara beragama sekaligus bernegara.

Hendrik mengungkapkan bahwa konflik dan gesekan sosial dalam skala kecil memang kerap terjadi, namun kita selalu berhasil keluar dari konflik, dan kembali pada kesadaran atas pentingnya persatuan dan kesatuan sebagai sebuah bangsa besar, bangsa yang dianugerahi keragaman oleh sang pencipta.
“Untuk itu, kita sebagai masyarakat kabupaten Tana Tidung harus selalu menjaga kerukunan dan persatuan dalam beragama jangan pernah kita saling mencela antar satu agama maupun suku”, tutupnya. (her/Iik)