TARAKAN – Sejak medio Juni 2024, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan mulai merealisasikan kegiatan inventarisasi flora dan fauna didalam wilayah kerjanya, dalam hal ini Unit VI Kota Tarakan.
Diutarakan Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma, kegiatan ini sedianya rutin dilakukan minimal 2 tahun sekali. Tujuannya untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberagaman dan pertumbuhan flora dan fauna didalam hutan lindung serta peranannya sebagai komponen penting dalam ekosistem.
“Inventarisasi flora dan fauna, nantinya akan diteruskan dengan kegiatan identifikasi dan pengukuran yang lebih kompleks. Sehingga dapat diketahui pola penyebaran, kerapatan dan populasi dari flora dan fauna yang terdata,†kata Suma, baru-baru ini.

Dalam melaksanakan kegiatan ini, sedianya KPH telah memiliki data awal tingkat keanekaragaman hayati di Tarakan. Namun, data tersebut tentunya perlu mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas agar valid untuk diinformasikan.



“Pertumbuhan penduduk, pengelolaan lahan, dan perihal lainnya yang mengganggu keseimbangan ekosistem tentunya akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas flora dan fauna yang ada. Tak terkecuali didalam hutan lindung,†urainya.
Untuk kegiatan ini, KPH secara mandiri melaksanakannya dengan mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada.

Proses inventarisasi sendiri dilakukan dengan metode sederhana, namun tidak mengurangi akurasi dan validitas data yang dihasilkan. “Wilayah yang dijadikan lokasi kegiatan, diharapkan dapat mewakili kondisi flora dan fauna yang ada didalam kawasan lindung Tarakan. Karena, secara topografi dan indikator lainnya, kawasan lindung di Tarakan memiliki kemiripan antara satu area dengan area lainnya,†tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil inventarisasi sementara dari tim yang sudah melaksanakan kegiatan, diketahui bahwa kawasan lindung Tarakan memiliki topografi hutan dekat pesisir pantai yang didominasi jenis pohon Bintagur (Callophylum sp.), dan hutan sekunder tua yang didominasi pohon Meranti (Shorea sp.), dan lainnya. “Untuk satwa, sedianya kawasan lindung Tarakan dihuni oleh Tarsius dari jenis Cephalopachus bancanus,†tutupnya.(*/tim)