BULUNGAN – Produktifitas pengrajin lokal atau daerah tidak hanya mengurangi kemiskinan dan menyerap tenaga kerja tetapi juga dapat melestarikan warisan seni dan budaya nenek moyang.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bulungan, Sri Nurhandayani Syarwani menyampaikan hal tersebut di sela kunjungan ke sentra kerajinan di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta baru-baru ini.
Kabupaten Sleman sekarang dikenal antara lain sebagai pusat kerajinan bambu kualitas dunia dengan pasar yang sudah menembus ke luar negeri.

Kreatifitas dan inovasi yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sleman juga dinilai berhasil mengangkat potensi kerajinan daerah, mengembangkan UMKM, memiliki hubungan positif dalam program pengurangan kemiskinan serta penyerapan tenaga kerja.



“Bahkan produktifitas pengrajin daerah ini ternyata juga bisa mendukung keberadaan Desa Wisata di Kabupaten Sleman yang sekaligus berdampak pada pelestarian warisan seni dan budaya nenek moyang,†ungkapnya dalam kunjungan bersama jajaran Dekranasda dan perangkat daerah terkait Pemkab Bulungan. Dilanjutkan, selain anyaman bambu, Kabupaten Sleman juga memiliki pengrajin ukiran kayu dan Omah Batik Sekar Turi.

“Kita dapat belajar banyak dari Pemkab, Dekranasda serta para pengrajin dan pelaku UMKM yang ada di Sleman,†tandasnya. Ditambahkan, Kabupaten Bulungan juga memiliki potensi SDA dan SDM yaitu adanya pengrajin anyaman, pengrajin ukiran kayu, pengrajin batik dan pengrajin kulit.
Baca Juga : Menghadap SKK Migas, Komisi 2 DPRD Tarakan Sampaikan Persoalan Jargas di Kampung 1Â
Potensi tersebut didukung sumber daya alam khususnya hutan di Bulungan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar. Serta keberadaan 3 suku asli di Bulungan yaitu suku Bulungan, suku Tidung dan suku Dayak dengan kekayaan seni dan budaya masing-masing.(**)