TANA TIDUNG – Hari Jadi Kabupaten Tana Tidung Ke-17 dan Irau Ke-7 Warga Jawa yang di perantauan di Kabupaten Tana Tidung yang terhimpun di Paguyuban Kerukunan Warga Jawa (Pakuwaja) menampilkan tarian, musik, dan lagu-lagu tradisional Jawa.
Pakuwaja ikut ambil bagian dalam kegiatan ini sebagai bentuk memeriahkan dan memperingati serta merayakan HUT Tana Tidung dan pelestarian budaya serta keragaman etnis di Kabupaten Tana Tidung, Jumat (30/8/2024).
Sebagai acara pembuka, para srikandi dari warga Jawa yang ada di Tana Tidung memukau penonton dengan tarian khas Jawa yang menggambarkan keragaman budaya Indonesia. Mereka dengan gemilang membuka rangkaian acara yang digelar oleh Pakuwaja Tana Tidung.
Puncak dari atraksi seni dan budaya ini adalah prosesi sedekah bumi dan tarian reog Ponorogo. Dalam prosesi sedekah bumi ini dimaknai sebagai rasa syukur untuk berbagi hasil bumi berupa sayur sayuran buah buahan yang melimpah.
Ketua Pakuwaja Tana Tidung, Mualif menyampaikan betapa pentingnya paguyuban ini dalam mempertahankan dan melestarikan budaya Jawa yang ada di Bumi Upun Taka sebutan Tana Tidung .
Ketua Pakuwaja Tana Tidung berpesan untuk seluruh warga Jawa yang ada di Tana Tidung untuk menjaga keharmonisan dan terus membangun Kabupaten Tana Tidung.
“Kita doakan bersama, untuk Kabupaten Tidung yang telah berusia 17 agar semakin dewasa dan semakin makmur ,sejahtera , damai, aman dan sentosa walau berbagai suku, agama, adat dan budaya yang sudah beraneka ragam di dalamnya dan telah menerima dengan baik etnis Jawa untuk hidup berdampingan,” ujarnya.
Sekretaris Pakuwaja, Arief Setyawan menambahkan bahwa atraksi seni dan budaya jawa yang ditampilkan adalah inspirasi bagi seluruh warga Tana Tidung untuk lebih memahami satu sama lain, meskipun memiliki perbedaan budaya dan keyakinan.
“Sekalipun kita berbeda-beda budaya, keyakinan, tetapi kita diikat dalam suatu kebhinekaan, persatuan, yang sama-sama kita cintai,” tutup Arief. (her/Iik)