TANA TIDUNG – Dalam rangka HUT Tana Tidung ke 17 dan Irau Ke-7 Paguyuban Keluarga Jawa yang ada di Kabupaten Tana Tidung akan menampilkan dan menyuguhkan gelar seni dan Budaya Jawa yaitu seni Reog Ponorogo dan Kuda Lumping dan untuk budaya akan menyuguhkan Sedekah Bumi.
Acara nantinya akan dimulai dengan Reog Ponorogo dan Kuda Lumping kemudian dilanjutkan dengan sedekah Bumi, dimana Sedekah Bumi ini bentuknya Gunungan yang tingginya sekitar 3 meteran dan berdiameter 2,5 meter yang terdiri dari buah-buahan, sayuran dan jajajan pasar yang dibentuk menyerupai tumpeng raksasa.



Tradisi Sedekah Bumi merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di pulau Jawa yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Tradisi tersebut sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang sangat lekat dengan budaya Jawa yang ada di bumi Upun Taka (Tana Tidung) intinya rasa syukur dengan hasil Bumi yang melimpah dari hasilnya ada rasa berbagi dengan yang lain.



Sekretaris Pakuwaja Kabupaten Tana Tidung, M. Arief Prasetyawan menjelaskan, tradisi Sedekah Bumi ini merupakan ucapan rasa syukur dengan hasil Bumi yang melimpah dan semoga tradisi Jawa ini menjadi agenda tahunan yang digelar oleh masyarakat jawa yang ada Tana Tidung.



“Sedekah Bumi sudah semoga menjadi agenda tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa yang ada di Kabupaten Tana Tidung ,” jelas Arief Prasetyawan Rabu (28/8/2024) kepada Fokus Borneo.
Dalam sedekah Bumi warga Jawa yang ada di Tana Tidung secara sukarela dan ikhlas bersama sama mengumpulkan buah buahan, sayur sayuran dan lain lain dengan swadaya warga Jawa dari 5 kecamatan dan 32 desa yang ada Tana Tidung dan acara ini di buka untuk umum pada tanggal 30 Agustus 2024 di lapangan bola atau RTH Joesoef Abdullah pada sore hari.

“Tradisi ini akan tetap kami lestarikan. Karena ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur kami warga Jawa atas rejeki yang di berikan Allah SWT, serta melalui Sedekah Bumi ini saya berharap rasa kekeluargaan dan silaturahmi masyarakat Tana Tidung pada Umumnya dan warga Jawa yang ada Tana Tidung tetap terjalin dengan baik,” tutupnya (Her/Iik)