Menu

Mode Gelap

Daerah

Gubernur Ingatkan Jangan Ada Proyek Fiktif


					Gubernur Kalimantan Utara, Drs Zainal A Paliwang SH, M.Hum. Foto : Dkisp Kaltara Perbesar

Gubernur Kalimantan Utara, Drs Zainal A Paliwang SH, M.Hum. Foto : Dkisp Kaltara

TANJUNG SELOR – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan rapat dengar pendapat program pemberantasan korupsi terintregasi pemerintah daerah se-Kaltara yang di hadiri Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lili Pintauli Siregar yang didampingi Gubernur Kaltara, Drs Zainal A. Paliwang SH, M.Hum.

Kepada awak media, Gubernur mengingatkan kembali kepada seluruh Kepala Dinas agar tidak bermain-main soal anggaran.

“Yang pertama, saya selalu memberi peringatan kepada kepala-kepala dinas untuk tidak bermain-main masalah anggaran. Yang kedua, pengelolaan anggaran harus betul-betul sesuai aturan. Jangan ada kegiatan-kegiatan yang fiktif,” kata Gubernur, Senin (11/4/2022).

width"250"

Gubernur juga terus mengingatkan kepada seluruh (Organisasi Perangkat Daerah) OPD terkait, agar memperhatikan setiap kegiatan-kegiatan yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir kegiatan fiktif yang ada.

width"400"
width"450"
width"400"

“Jangan ada proyek fiktif. Artinya, anggarannya itu ada tapi dia tidak keluarkan, dan membuat kegiatan-kegiatan yang tidak ada. Artinya kegiatan fiktif itu jangan sekali-sekali,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK, Lili Pintauli Siregar mengatakan, berdasarkan catatan yang dilihat di Kaltara, PL (Penunjukkan Langsung) pengadaan ataupun proyek masih mendominasi. Namun begitu, KPK beharap agar hal tersebut bisa diminimalisir.

width"300"

“Kalau masih mendominasi PL di Kaltara ya kita harap bisa diminimalisir. Hal tersebut bertujuan agar menghindari potensi korupsi itu terjadi. Dan sebisa mungkin kita mengingatkam untuk mereka semua agat tidak membuat PL,” bebernya.

Lili juga menyebut, ada sekitar delapan area intervensi di Kaltara telah dikelompokkan. Hal tersebut untuk melihat titik titik rawan korupsi yang ada di lokasi itu.

“Nah, kedelapan area intervensi itu, kenapa kita memilih delapan area intervensi tersebut karena akan melihat titik-titik rawan korupsi yang ada disitu. Termasuk yang berhubungan dengan PL itu,” tutupnya. (dkisp)

Artikel ini telah dibaca 85 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Cek Ada Diskon Tiket Pesawat Selama Libur Sekolah dari Tarakan

9 Juni 2025 - 14:40

Tidak Lolos PPPK, Honorer R2 dan R3 Menunggu Kepastian

9 Juni 2025 - 11:03

World Bank Apresiasi Pembangunan Hijau IKN: Perpaduan Konstruksi dan Alam yang Harmonis

8 Juni 2025 - 19:51

KPBU di IKN Semakin Diminati, Mendukung Percepatan Pembangunan di IKN

8 Juni 2025 - 17:22

Raih Penghargaan di Malaysia, Inovasi HOMC-95 Kilang Pertamina Unit Balikpapan Dapat Silver Medal dan Penghargaan Internasional ITEX 2025

8 Juni 2025 - 07:20

Cucu Ki Hajar Dewantara Kembangkan Pendidikan Bertaraf Internasional

7 Juni 2025 - 22:30

Trending di Daerah