TARAKAN – Petugas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Tarakan dengan resiko bahaya tinggi, sarana prasana yang dimiliki sangat minim, bahkan jumlah alat pelindung diri (APD) yang sangat dibutuhkan sangat terbatas.
Kabid PMK Dinas Satpol PP dan PMK Eko P Santoso menegaskan, PMK butuh sistem peralatan kerja APD, meski sudah ada namun kondisinya banyak yang rusak dan tidak memenuhi standart.
“Saat ini APD kita layak pakai hanya 7, itupun tidak lengkap, ada baju tapi tidak ada sepatu, rusak dimakan usia dan rusak dimakan kejadian saat melaksanakan tugas,†Tegas Eko P Santoso Kabid PMK Tarakan, Kamis (9/1/2020).

PMK Tarakan minimal butuh 12 APD di mako dan 6 – 7 di sektor, tapi seyogyanya semua jajaran PMK wajib memilik APD.



“Semua harus punya wajib, itukan persyaratan mutlak, jika ada kejadian dan resiko bahaya kita tidak tahu,†terangnya.
Baca Artikel Terkait:

APD untuk keselamatan, jika ada kejadian kebakaran tidak hanya yang tugas piket seluruh personel PMK yang off wajib merapat, sewaktu waktu dibutuhkan langsung dilakukan mobilisasi personel.
Resiko kebakaran semakin dinamis, melihat data 2018 – 2019 mengalami kenaikan dari 30 menjadi 120 atau sekitar 400 persen, â€Resiko ancaman begitu massif, jika kita tidak berubah kita akan mati, nah itu harus kita pahami bersama,†sambungnya.
Selain APD pakaian dinas jajaran PMK sudah 4 tahun belum ada pengadaan baru bagi petugas, rata -rata pakaian dinas PMK dibeli sendiri oleh masing masing personel.
“Bikin sendiri, saya baru di PMK 4 bulan kondisi baju sudah lusuh, karena kami minimal 4 hari seminggu pakai terus dengan baju yang sama dan dimakan kejadian saat bertugas,†bebernya.
Seragam juga memberikan spirit (semangat) aparatur, menambah jiwa korsa, jumlah SDM PMK saat ini mencapai 64 orang dan sudah lama tidak menerima seragam. (iik/nen)